TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Thomas Tri Kasih Lembong mengatakan akan menyelesaikan komitmen kerja sama perdagangan dengan Uni Eropa dalam waktu dekat. Dalam rapat terbatas di Kantor Wakil Presiden, Lembong menyebut ingin menyelesaikan perjanjian kerja sama dalam waktu dua tahun. "Ditargetkan akhir 2017 sudah jelas (komitmennya)," katanya, Selasa, 9 Februari 2016.
Perjanjian kerja sama perdagangan bebas antara Indonesia dengan Uni Eropa dijalin sejak pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2011. Kerja sama ini berupa Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA). Menurut Lembong, pembahasan perjanjian sempat terhenti di tengah jalan lantaran terjadi pergantian pemerintahan atau pemilihan umum.
Lembong menambahkan, upaya penyelesaian perjanjian kerja sama melalui CEPA menjadi prioritas utama dibanding niat bergabung ke Trans Pacific Partnership (TPP). Dalam rapat yang dihadiri Kementerian Pertanian, Kementerian Keuangan, Kementerian Perindustrian, dan Badan Koordinasi Penanaman Modal, pembahasan sudah mengarah ke soal teknis. "Kami mulai tentukan strategi dan tim perunding," kata Lembong.
Baca juga: Ini alasan Jokowi ingin Indonesia gabung TPP
Menurutnya, komitmen perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa mesti segera diimplementasikan. Pasalnya, lanjut Lembong, Vietnam dan Malaysia sudah melangkah jauh dibandingkan dengan Indonesia. Vietnam misalnya, sudah mempunyai akses bebas masuk ke pasar ekspor di Eropa dan Amerika. "Kalau tidak hati-hati bisa tertinggal juga dengan Filipina," ujarnya.
Sambil menyiapkan skema perjanjian yang tepat, pemerintah juga tengah melebarkan sayap kerja sama dengan negara-negara di luar anggota Uni Eropa. Lembong menyebut pemerintah tertarik membuka perdagangan dengan Swiss, Norwegia, dan Islandia. Mesti terbilang negara kecil, kata Lembong, ketiga negara itu mempunyai daya beli yang tinggi.
Lembong menuturkan sejumlah komoditas asal Indonesia dinilai mampu bersaing masuk ke pasar Eropa. Beberapa di antaranya ialah kakao, minyak sawit, industri tekstil, alas kaki, sepatu, dan makanan-minuman. "Kita juga punya keunggulan di holtikultura," katanya.
ADITYA BUDIMAN