TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan bulan ini terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) di sejumlah perusahaan farmasi. “Ratusan buruh yang sudah di-PHK itu sedang berunding pesangon,” kata Said melalui siaran pers, Selasa, 9 Februari 2016.
Said menyebutkan PT Novartis Indonesia di Kuningan, Jakarta Selatan, memangkas 100 buruh dari total 300 pekerja. Berikutnya adalah PT Sandoz Indonesia di Pasar Rebo, Jakarta Timur, yang melakukan PHK terhadap 200 pekerja dari total 300 orang. Lalu, PT Sanofi Aventis Indonesia di Jalan Jenderal Ahmad Yani, Jakarta Timur, mengurangi lima pekerjanya. “Kemungkinan menjadi 100 orang dari total 300 pekerja,” ujarnya.
Said berujar, buruh yang terkena PHK adalah anggota Federasi Serikat Pekerja Reformasi yang juga anggota KSPI. Menurut dia, perusahaan farmasi yang memberlakukan PHK terhadap buruhnya adalah perusahaan multinasional dari Prancis dan Swiss. “Mereka sudah puluhan tahun di Indonesia,” tutur Said, yang juga Presiden Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI). Dia menambahkan, PHK terjadi karena perusahaan mengurangi kapasitas produksi.
Baca juga: PHK Marak, Menurut INDEF Ini Penyebabnya
Said mengatakan ratusan buruh yang bekerja di PT Merck Tbk Indonesia, PT Glaxo, dan PT Johnson and Johnson mulai resah. Mereka khawatir terkena PHK. “Buruh mendesak pemerintah sungguh-sungguh bekerja untuk menghentikan gelombang PHK ini,” ucap Said.
Hingga saat ini, Tempo masih berusaha mengkonfirmasi kepada Gabungan Pengusaha Farmasi Indonesia mengenai kabar tersebut.
REZKI ALVIONITASARI