TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan semua sektor ekonomi mesti bergerak kendati pertumbuhan ekonomi masih berada di bawah 4 persen. Ia menilai cara menggenjot pertumbuhan ekonomi adalah terus menumbuhkan sektor pertanian demi stabilisasi.
"Investasi di bidang manufaktur dan memperbaiki infrastruktur," katanya di kantor Wakil Presiden, Jumat, 5 Februari 2016. Pemerintah, menurut Kalla, juga terus memperbaiki sistem birokrasi dan sistem perbankan agar tumbuh lebih baik.
Khusus di sektor perbankan, Kalla meminta bank-bank nasional melonggarkan suku bunga pinjaman. Alasannya, di tengah kondisi ekonomi yang sedang lesu, sektor industri, khususnya, memerlukan dorongan agar bisa bersaing. "Bunga masih tinggi, ujungnya, dunia industri dan perdagangan kita mahal," tuturnya.
Baca: Darmin: Pertumbuhan 4,79 Persen Sesuai Estimasi Pemerintah
Kalla berharap turunnya suku bunga pinjaman bisa membuat sektor manufaktur makin menggeliat. Secara tidak langsung, upaya ini bisa mencegah pemutusan hubungan kerja yang saat ini tengah marak terjadi. Ihwal target penurunan suku bunga, Kalla tidak bisa menyebutkannya. "Masih dibicarakan," ucapnya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2015 sebesar 4,79 persen. Kepala BPS Suryamin mengatakan, berdasarkan produk domestik bruto (PDB), atas dasar harga berlaku mencapai Rp 11.540,8 triliun dan PDB per kapita mencapai Rp 45,2 juta atau US$ 3.377,1.
"Pertumbuhan ekonomi 2015 tumbuh 4,79 persen atau melambat dibanding pada 2014, yang sebesar 5,02 persen," tuturnya.
ADITYA BUDIMAN | ARKHELAUS W