TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Kabupaten Bekasi Darwoto menganggap restrukturisasi yang dilakukan PT Panasonic dan perusahaan sejenis, murni karena persaingan bisnis dan efisiensi perusahaan sejenis yang berada di negara Asia. "Di Jepang saja mungkin kalah bersaing," kata Darwoto, saat dihubungi Tempo di Jakarta, Kamis 4 Februari 2016.
Menurutnya, restrukturisasi sebuah perusahaan merupakan hal yang biasa terjadi. "Yang membuat hal itu tidak biasa karena ada pemutusan hak kerja dan pekerja tidak siap di-PHK," kata Darwoto yang juga menjadi Pengelola Kawasan MM2100, Cikarang, Jawa Barat.
Menurut Darwoto, kesempatan kerja di Indonesia lebih kecil dibandingkan tenaga kerjanya. Apabila perusahaan tidak berjalan, perusahaan bisa merger (digabungkan) atau menjual saham sehingga ada pemegang usaha yang baru. "Harusnya seperti itu, jelas ini (restrukturisasi) kegiatan yang lumrah," ujarnya.
Baca:Panasonic-Toshiba Tutup, Begini Solusi BKPM
Darwoto mengatakan di sektor manufaktur umumnya terjadi restrukturisasi. Ketika ada pengalihan saham, kepentingan pekerja juga menjadi perhatian. "Penggabungan yang ingin dilakukan Panasonic dengan yang di Pasuruan, hanya satu langkah perusahaan untuk lebih efisien."
"Bagaimana efisiensinya, mana perusahaan yang harus ditutup atau dipindah produksinya. Artinya, tenaga kerja kita masih belum bisa menangkap itu," Darwoto berujar.
Menurut dia, perusahaan sebesar Toshiba, Samsung, dan Panasonic memiliki banyak basis area dan tidak mungkin mengandalkan di satu tempat. Dari sisi bisnis, buruh di satu daerah dapat dikurangi, yang di daerah lain dinaikan.
"Persentase kenaikan gaji 5 tahun hampir 100 persen. Apakah income perusahan naik sebesar itu. Inilah yang perlu pemahaman jangan hanya memikirkan gaji naik, tanpa memikirkan sustainable perusahaan," ucap Darwoto.
Baca Juga: Rachmat Gobel: Tidak Benar Panasonic Tutup
Kemarin Panasonic Executif Advisor Rachmat Gobel menepis kabar soal penutupan perusahaan Panasonic an pemutusan hubungan kerja pada karyawannya. Menurutnya, Panasonic hanya melakukan restrukturisasi dan rasionalisasi bidang usaha. Hal ini dilakukan karena tren teknologi terus berkembang.
"Dengan tujuan efektivitas dan efisiensi maka diperlukan restrukturisasi untuk merespon perkembangan teknologi," kata Rachmat Gobel saat dijumpai di Panasonic Service Center, Cawang, kemarin.
ARKHELAUS W