TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk tahun ini membuka kesempatan kepada lebih dari 3.000 orang untuk bergabung membantu penyaluran kredit usaha rakyat (KUR).
“Kalau tahun ini BRI tidak memberhentikan karyawan (PHK), malah menambah pekerja,” kata Direktur Utama BRI Asmawi Syam di kantornya, Rabu, 3 Februari 2016.
Asmawi menargetkan sekitar Rp 67 triliun KUR dapat tersalurkan ke pelaku usaha mikro sehingga harus menambah pegawai. Tahun lalu, sebanyak seribu orang direkrut untuk membantu penyaluran KUR. Mereka yang direkrut tahun lalu berasal dari para anak pedagang di pasar.
Menurut Asmawi, KUR memberikan dua keuntungan, yaitu bagi pelaku usaha dan bank. Di aspek tenaga kerja, KUR bisa membuka lapangan kerja pada industri UMKM dan perbankan. Ia mengasumsikan ada penambahan minimal dua tenaga kerja di setiap industri yang diberikan kredit. Sedangkan jumlah pelaku usaha mikro, kata dia, mencapai 58 juta orang.
Asmawi menambahkan KUR untuk usaha mikro berjumlah maksimal Rp 25 juta. Pelaku usaha mikro didorong untuk naik kelas sehingga jumlah kredit yang diterima bisa lebih dari Rp 25 juta. KUR dinilai sebagai embrio untuk menjadi industri retail.
Selain itu, KUR tidak akan mengambil pasar kredit retail karena nominal kredit yang berbeda. Rata-rata pelaku usaha yang menggunakan fasilitas KUR meminjam sekitar Rp 15 juta.
Asmawi mendorong masyarakat untuk berwirausaha sehingga penyaluran KUR tahun ini sesuai dengan target. “Kami ingin tumbuh dan menjaga iklim usaha rakyat agar mereka menikmati suku bunga yang lebih rendah.”
DANANG FIRMANTO