TEMPO.CO, Jakarta - Direktorat Jenderal Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menargetkan dapat menurunkan satu persen intensitas energi per tahunnya. Intensitas energi adalah perbandingan antara energi yang dikonsumsi dan nilai ekonomi yang dihasilkan.
"Misalnya untuk mobil konsumsinya satu liter per 10 kilometer, nah, kita ingin mengurangi itu," kata Kepala Bagian Rumah Tangka Ditjen Konservasi Energi Haris Sukamto, Jakarta, Senin, 1 Februari 2016.
Menurut Haris, tanpa disadari perilaku sehari-hari masyarakat masih belum efisien. Untuk itu, perlu ada kesadaran untuk mengubah perilaku dalam melakukan penghematan energi.
Karena itu, Ditjen Konservasi Energi membangun kampanye untuk menghemat energi dengan penyadartahuan, perubahan perilaku, dan aksi. Perubahan perilaku ini bisa dengan tidak menggunakan energi sia-sia. Bagi yang memiliki kemampuan finansial yang baik dapat membeli teknologi yang dapat mengefisiensikan energi.
Haris berujar banyak yang tidak mengetahui bahwa menggunakan produk hemat energi dapat menghemat pengeluaran. Ia mengakui kebanyakan produk hemat energi memang berkali-kali lipat lebih mahal dibandingkan dengan produk biasa. Namun, bila dihitung jangka panjangnya, pengeluaran yang dikeluarkan sebenarnya jauh lebih murah.
Misalnya, menurut Haris, dalam membeli lampu hemat energi. Jika membeli lampu yang hemat energi, yaitu lampu LED, dengan harga Rp 100 ribu, padahal lampu biasa hanya Rp 35 ribu. Namun lampu LED waktu hidupnya lama jadi tidak diganti. Sadar atau tidak, kata Haris, jumlahnya akan sama. "Kalau pakai LED, penggunaan energinya setengah dari lampu yang efisien, itu saja sudah penghematan."
Pemerintah Indonesia melalui Perpres 61 tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca menargetkan penurunan emisi karbon melalui penghematan energi sebesar 0,038 gigaton CO2. Sedangkan berdasarkan komitmen Intended Nationally Determined Contributions (INDC), minimum target penurunan emisi karbon melalui penghematan energi sebesar 0,22 gigaton CO2.
Kegiatan yang dilakukan oleh Ditjen Konservasi Energi adalah di 2016 merekrut manajer energi sebanyak 242 orang dan auditor energi 167 orang. Selain itu, akan dibangun penerangan jalan umum cerdas dengan target 10 kabupaten atau kota di tahun ini, serta kewajiban label hemat energi untuk lampu swaballast dan AC.
MAWARDAH NUR HANIFIYANI