TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali mengharapkan pada 2016 akan ada lebih banyak investor yang menanamkan modalnya di sektor primer dan sektor sekunder.
Ida Bagus Made Parwata, Kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali, mengatakan sekarang ini investasi di sektor tersier sudah cukup padat karena itu pihaknya mengharapkan investasi di sektor sekunder dan sektor primer lebih banyak lagi.
“Saat ini 85% lebih investasi itu mengarah ke sektor tersier. Jika kita biarkan saja, nanti tidak ada keseimbangan antar sektor sebab masyarakat yang bergerak dalam sektor sekunder dan sektor primer mungkin lebih banyak daripada sektor tersier,” ungkapnya, Senin (1 Februari 2016).
Dia menambahkan, sektor tersier itu lebih banyak menggunakan keahlian sedangkan untuk sektor sekunder dan sektor primer tidak banyak menggunakan keahlian sehingga lebih mudah.
“Dengan adanya ranperda pemberian insentif dan kemudahan penanaman modal itu memang diarahkan kesana, bagi yang ingin menanamkan modal di Bali Utara, Bali Timur, atau sektor sekunder akan mendapatkan insentif kecuali misalkan dia ingin membangun investasi bidang pertanian di kawasan Badung Utara itu tidak apa-apa,” paparnya.
Pihaknya akan terus melakukan promosi, dan memberikan kemudahan pelayanan perizinan, salah satunya dengan pemberian insentif tersebut yang masih menunggu untuk diverifikasi oleh pihak Kementerian Dalam Negeri.