TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan terjadi inflasi sebesar 0,51 persen dengan indeks harga konsumen sebesar 123,62 pada Januari 2016. Berdasarkan data BPS, dari 82 kota, IHK sebanyak 75 kota mengalami inflasi dan 7 kota mengalami deflasi.
Kepala BPS Suryamin mengatakan inflasi Januari terjadi karena kenaikan harga beberapa kelompok pengeluaran, seperti kelompok bahan makanan 2,2 persen. "Beberapa komoditas mengalami kenaikan harga pada bulan kemarin," kata Suryamin saat konferensi pers di kantornya, di Jakarta, Senin, 1 Februari 2016.
Suryamin menjelaskan inflasi tertinggi terjadi di daerah Sibolga, Sumatera Utara, dengan 1,82 persen dan IHK 125,64. Sementara itu, inflasi terendah terjadi di Padang 0,02 persen dengan IHK 127,12. "Kalau dilihat dari 2009, selama 7 tahun terakhir, inflasi Januari ini adalah yang paling kecil. Kalau di 2015, inflasi dibantu dengan penurunan harga bahan bakar minyak. Semoga ini awal yang baik di 2016," tuturnya.
Adapun deflasi tertinggi terjadi di Gorontalo sebesar 0,58 persen dan deflasi terendah terjadi di Tanjung Pandan sebesar 0,02 persen. "Yang mendorong deflasi dipengaruhi oleh penurunan tarif angkutan udara dan bahan bakar," ujar Suryamin.
Suryamin mengatakan inflasi Januari disebabkan oleh adanya kenaikan harga beberapa komoditas. Kelompok bahan makanan seperti bahan makanan menyumbang inflasi 2,2 persen.
Inflasi bahan makanan ini diikuti inflasi di sektor perumahan, listrik, air, dan bahan bakar sebesar 0,53 persen. Kemudian kelompok sandang 0,26 persen, serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,15 persen. "Sedangkan untuk deflasi disumbang kelompok komunikasi, transportasi, dan jasa keuangan yang deflasi 1,11 persen," ujarnya.
Beberapa komoditas yang menyumbang inflasi terjadi pada komoditas daging sapi, ayam ras, telur ayam ras, bawang merah dan putih, dan beras. "Andil inflasi bahan makanan bulan Januari sebesar 0,46 persen," kata Suryamin.
Sedangkan untuk komoditas yang mengalami penurunan harga, menurut Suryamin, terjadi pada kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan. "Andil deflasinya mencapai 0,21 persen.”
ARKHELAUS WISNU