TEMPO.CO, Surabaya - Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengaku gembira dengan diresmikannya Bandara Harun Thohir di Pulau Bawean, Kabupaten Gresik. Dia menjelaskan bahwa pembukaan Bandara Harun dan penerbangan ke Pulau Bawean akan dapat meningkatkan pendapatan asli daerah Kabupaten Gresik maupun pendapatan masyarakat Bawean. Selain itu, mempercepat sirkulasi perpindahan uang dan barang ke Pulau Bawean.
"Berdampak positif banyak sekali, salah satunya perekonomian," ujar Soekarwo kepada Tempo, Sabtu, 30 Januari 2016.
Namun, Soekarwo mengingatkan ada hal yang perlu menjadi perhatian bersama. Menurut dia, keberadaan bandara itu dapat menimbulkan 'culture shock' atau gegar budaya bagi warga Bawean. Sebab, warga Bawean akan mendapatkan pendapatan secara ekonomi yang sangat besar. "Pemasukan yang tinggi memunculkan orang-orang kaya baru," katanya.
Soekarwo menjamin layanan transportasi penyeberangan kapal dari Gresik ke Pulau Bawean pascaadanya penerbangan itu tidak akan mati. Biasanya, transportasi dari Gresik menuju Bawean menggunakan kapal cepat. Soekarwo mengatakan pelayaran tersebut masih tetap digunakan mengangkut barang ke Pulau Bawean. "Karena kalau pakai pesawat barang yang bisa kan sangat terbatas jumlah maupun beratnya," katanya.
Baca juga: Penerbangan Perintis Surabaya-Bawean Diprediksi Laris Manis
Dia berharap adanya penerbangan perintis tersebut dapat membuat warga asli Pulau Bawean yang kebanyakan adalah tenaga kerja Indonesia (TKI) dapat lebih mudah aksesnya menuju Pulau Bawean. Selain itu, mengurangi permasalahan transportasi menuju ke sana yang selama ini hanya dapat ditempuh melalui laut. "Jadi kalau laut mengalami cuaca buruk masih tetap bisa ke Pulau Bawean," katanya.
Penerbangan perintis di Bandara Harun Thohir itu menggunakan pesawat jenis DHC 6 Twin Otter Seri 300 milik maskapai PT Airfast Indonesia. Kapasitasnya 18 penumpang. PT Airfast Indonesia melayani penerbangan rute Surabaya-Bawean dan Bawean-Surabaya sebanyak dua kali dalam sepekan, yakni Selasa dan Kamis. Tarif sekali perjalanan menuju Bandara Harun dari Bandara Juanda sebesar Rp 302.200. Rute sebaliknya sebesar Rp 244.200. Tarif tersebut sudah termasuk komponen PPN 10 persen, iuran wajib pesawat udara (IWPU), dan tarif pelayanan jasa penumpang pesawat udara (PJP2U).
EDWIN FAJERIAL