TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertanian mengklaim telah berhasil meningkatkan ekspor bawang merah. Ekspor bawang pada tahun 2015 disebutkan naik 219 persen.
Menurut Menteri Pertanian Amran Sulaiman, tahun 2014 ekspor bawang merah hanya 4.439 ton, sedangkan di tahun 2015 ekspor meningkat menjadi 14.149 ton.
"Kenaikan volume ekspor bawang merah tersebut akibat kenaikan produksi," katanya, dalam keterangan tertulis, Jumat, 29 Januari 2016. Impor bawang merah juga diklaim mengalami penurunan sebesar 82 persen. Impor bawang merah turun dari 87.526 ton pada 2014 menjadi 15.769 ton pada 2015.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian, produksi bawang merah nasional di 2015 mencapai 1,265 juta ton, padahal kebutuhan hanya 947.385 ton. Hal ini menunjukkan adanya surplus produksi bawang merah sebesar 318.325 ton.
Meski terjadi surplus, impor bawang merah memang masih ada. Menurut Amran, hal ini terjadi karena faktor tata niaga. Rantai pasok dinilai terlalu panjang atau terlalu banyak middle man yang terlibat memainkan harga. Ini menyebabkan pasokan bawang merah menjadi tidak stabil walaupun produksi nasional tercatat surplus.
Untuk mengatasi hal ini Kementerian Pertanian bekerja sama dengan Bulog. Bulog diminta membeli bawang merah langsung ke petani dengan harga yang menguntungkan petani. Bulog juga diminta menyimpan stok bawang merah untuk digelontorkan saat pasokan bawang merah di pasar menipis.
"Dengan upaya ini, kekurangan pasokan di bulan-bulan tertentu dapat dipenuhi sendiri tanpa harus impor," ujar Amran.
MAWARDAH NUR HANIFIYANI