TEMPO.CO, Jakarta - Penahanan jagung impor di pelabuhan oleh Kementerian Pertanian dituding sebagai penyebab melonjaknya harga daging ayam. Ketika ditanya mengenai hal ini, Menteri Pertanian Amran Sulaiman meminta masyarakat dan pelaku usaha bersabar. "Kami sudah siapkan solusi, minggu depanlah ini selesai," katanya, Jumat, 29 Januari 2016.
Amran menyatakan panen raya jagung di berbagai daerah akan dimulai pada 3 Februari 2016. "Februari-Maret jagung akan melimpah," ujarnya.
Soal impor, Amran menyatakan pemerintah melalui Menteri Koordinator Perekonomian telah memutuskan penugasan Bulog sebagai importir tunggal. Perusahaan pelat merah itu tahun ini akan ditugasi melakukan impor hingga 600 ribu ton. "Dengan begitu, kita bisa kontrol saat panen jagung impor tidak akan keluar sehingga petani tidak susah," ucapnya.
Kementerian Pertanian menahan 353 ribu ton jagung impor yang merupakan bahan baku pakan ayam di pelabuhan. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab melonjaknya harga daging ayam hingga Rp 35 ribu per ekor. "Ayam kan butuh jagung," kata Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) F.X. Sudirman saat dihubungi, Jumat siang.
Penahanan jagung itu sendiri dilakukan karena, menurut Peraturan Menteri Pertanian Nomor 57 Tahun 2015 (Permentan 57/2015), impor jagung untuk pakan ternak harus mendapat rekomendasi dari Kementerian Pertanian.
Sudirman menyatakan penerapan peraturan itu masih simpang-siur. Di kalangan pengusaha, belum ada kepastian apakah peraturan baru itu telah berlaku. "Kami pakai aturan lama karena Permentan 57 sendiri belum dipublikasikan," tuturnya.
PINGIT ARIA