TEMPO.CO, Makassar - Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan `Danny` Pomanto berencana membangun pembangkit listrik di daerahnya. Hal ini dilatarbelakangi kerapnya PLN memadamkan listrik di Makassar.
"Awalnya saya merasa hanya pemadaman biasa. Tapi setelah terjadi beberapa kali pemadaman, saya anggap ini sudah tidak wajar," kata Danny saat membuka musyawarah cabang Asosiasi Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indonesia (AKLI) Kota Mmakassar di Remcy Hotel, Kamis 28 Januari 2016.
Danny mengatakan, kebutuhan listrik berbanding lurus dengan pertumbuhan investasi yang masuk di Makassar. "Jika listrik tidak mencukupi, saya khawatir investor tidak berani masuk," katanya.
Persoalan listrik di Kota Makassar, kata dia, bukan lagi hanya menjadi tanggung jawab PT PLN. Karena setiap kali listrik mati, Wali Kota mengaku selalu dimaki-maki warganya. Padahal yang produksi dan mengalirkan listrik adalah PLN. "Mereka kira listrik dialirkan dari Balai Kota. Tapi inilah konsekuensi jadi Wali Kota,” kata Danny.
Kepala Area Manager PT PLN (Persero) Kota Makassar Syaifuddin mengatakan, pelayanan PLN di wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat beberapa pekan terakhir memang agak mengecewakan masyarakat. Penyebabnya adalah karena rusaknya sistim transmisi tegangan tinggi. “Terkena hujan, angin kencang, dan petir,” kata Syaifuddin.
Dia mengatakan, pembangkit listrik PLN sebagian besar menggunakan tenaga uap dan air, seperti PLTU Jeneponto dan PLTA Bakaru. Tenaga diesel tidak sampai 5 persen. Jika pembangkit non diesel terganggu, maka butuh waktu paling cepat 8 jam untuk melakukan pemulihan. Paling lama 3 hari. "Karena untuk menghidupkan kembali mesin, butuh daya besar," kata Syaifuddin.
Beban puncak listrik di Sulawesi Selatan saat ini 920 MW. Sebanyak 600 MW digunakan oleh warga Makassar. "Jadi kita memang membutuhkan tambahan pembangkit baru," kata Syaifuddin.
Agar warga tetap bisa mendapatkan aliran listrik, PLN menghimbau warga melakukan penghematan. Jangan menyalakan lampu jika tidak dibutuhkan. "Karena berapapun listrik yang digunakan, belum tentu PLN untung. Sebab masih ada subsidi yang diberikan," kata Syaifuddin.
Dia menambahkan, jumlah pelanggan di Makassar sebanyak 678 ribu pelanggan. Sebanyak 80 persen adalah pelanggan rumah tangga. "Tapi konsumsi terbesar berasal dari industri dan bisnis," kata Syaifuddin.
MUHAMMAD YUNUS