TEMPO.CO, Jakarta - Pabrikan elektronik Korea Selatan, Samsung Electronics, mencatat rekor penurunan penjualan ponsel pintar (smartphone) dan semikonduktor. Iklim bisnis yang semakin sulit dan melambatnya permintaan sektor informasi dan teknologi membuat kinerja keuangan Samsung menurun.
Samsung melaporkan, laba bersih perusahaan untuk triwulan keempat 2015 anjlok 40 persen menjadi 3,2 triliun won atau sekitar US$ 2,7 miliar (Rp 26,42 triliun). Pendapatan perusahaan juga anjlok 5,6 triliun won menjadi 200,6 triliun won (US$ 165,5 miliar).
Baca Juga:
Tahun ini, Samsung masih akan mengalami kesulitan untuk mendongkrak raihan laba. Persaingan yang semakin ketat dengan produsen ponsel pintar murah Cina, Xiaomi dan Huawei, dan perusahaan premium seperti Apple semakin mempersulit ruang gerak Samsung.
Baca: Samsung Mulai Produksi Massal Cip Qualcomm Snapdragon 820
Samsung Galaxy S6, ponsel pintar teranyar yang diluncurkan April 2015, ternyata gagal menyedot perhatian konsumen. Ini membuat Samsung harus berjuang keras untuk mempertahankan pangsa pasar. Tahun ini, Samsung diperkirakan hanya mampu meraih pertumbuhan satu digit untuk ponsel pintar dan tablet di tengah perlambatan permintaan serta ketatnya persaingan.
Namun perusahaan terus berupaya meraih pertumbuhan dua digit dengan meningkatkan penjualan ponsel pintar. Bisnis semikonduktor Samsung pun tak kalah redup. Hal ini karena kian melemahnya permintaan komputer pribadi. Samsung merupakan perusahaan penyedia komponen untuk Apple, yang penjualan iPhone-nya juga kurang bergairah.
BBC NEWS | SETIAWAN ADIWIJAYA