TEMPO.CO, Gresik - Penerbangan perintis ke Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, diprediksi laris manis. Animo warga yang besar terlihat dari ludesnya tiket penerbangan perdana ke Bandara Harun Thohir, Bawean, dan sebaliknya hari ini. Warga Bawean, Sudirman, 59 tahun, harus menunda keinginannya merasakan penerbangan perdana tersebut.
“Ini program yang bagus dari pemerintah. Kami merasa terbantu, apalagi pas cuaca ekstrem. Saat itu kapal cepat tidak bisa melaut,” ucapnya saat dihubungi Tempo, Kamis, 28 Januari 2016.
Selama ini, penduduk pulau di utara Kabupaten Gresik itu hanya mengandalkan transportasi laut menggunakan kapal cepat dan kapal roro (roll on-roll off). Jika keadaan genting, mereka terpaksa menyewa helikopter. Penerbangan perintis ini menjadi transportasi alternatif bagi mereka yang memiliki kebutuhan mendesak untuk bepergian.
Ia berujar, para tetangga dan kerabatnya juga sangat tertarik menggunakan transportasi tersebut. Tujuan langsung ke Bandara Internasional Juanda Surabaya menjadi pertimbangan utama mereka. “Soalnya, penduduk Bawean mayoritas merantau ke Malaysia dan Singapura,” kata warga Desa Pudakit Timur itu.
Rafa, 30 tahun, menyatakan hal serupa. Ia optimistis jumlah penerbangan perintis itu bakal diperbanyak, apalagi jika ombak Laut Jawa sedang ganas. “Pada hari normal saja, jumlah penumpang kapal cepat bisa mencapai 200 orang setiap berangkat. Kalau ada pesawat, pasti ramai,” tuturnya.
Penerbangan antara Surabaya dan Bawean itu mendapat subsidi dari Kementerian Perhubungan. Subsidi itu ditujukan agar dapat memacu perekonomian suatu daerah. Pemerintah pusat dan PT Airfast Indonesia menjalin kerja sama hingga Desember 2016. “Nanti subsidi akan dievaluasi setiap tiga bulan,” ucap Kepala Unit Pelaksana Kelas III Bandara Trunojoyo Wahyu Siswono.
Hasil evaluasi itu akan menentukan apakah jumlah penerbangan ditambah atau subsidi dicabut. Jika minat masyarakat tinggi, jumlah penerbangan akan ditingkatkan menjadi tiga kali seminggu. “Itu berarti potensinya bagus.”
Airfast Indonesia akan mengoperasikan rute penerbangan Bandara Juanda-Bandara Harun Thohir setiap Selasa dan Kamis. Tarif sekali perjalanan menuju Bandara Harun dari Bandara Juanda ditetapkan sebesar Rp 302.200. Sedangkan sebaliknya sebesar Rp 244.200. Tarif tersebut sudah termasuk komponen PPN 10 persen, iuran wajib pesawat udara (IWPU), dan tarif pelayanan jasa penumpang pesawat udara (PJP2U).
ARTIKA RACHMI FARMITA