TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pariwisata siap melakukan percepatan akselerasi kunjungan sektor pariwisata demi menyentuh angka 12 juta kunjungan atau tumbuh 20% dari realisasi sebelumnya 10 juta kunjungan.
Selain itu, pemerintah menargetkan sektor pariwisata pada tahun ini dapat menghasilkan kontribusi devisa sebesar Rp172 triliun. Jumlah perjalanan wisata nusantara (wisnus) sebanyak 260 juta perjalanan dengan uang yang dibelanjakan sebesar Rp223,6 triliun.
Kemudian, kontribusi pariwisata terhadap PDB nasional meningkat 5%, dan jumlah lapangan pekerjaan yang ciptakan menjadi 11,7 juta tenaga kerja. Adapun realisasi pada tahun lalu, yakni kunjungan wisman sebanyak 10 juta, wisnus 255 juta, kontribusi pariwisata terhadap PDB nasional sebesar 4%.
Lalu, devisa yang dihasilkan sekitar Rp155 triliun, lapangan pekerjaan yang diciptakan sebanyak 11,3 juta. Terakhir, angka index daya saing naik signifikan 20 poin menjadi ranking 50 dari 141 negara.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan untuk mencapai target tersebut salah satu langkah yang dipilih pemerintah adalah pengembangan 10 destinasi wisata prioritas dengan menggunakan konsep single destination single management dari sebelumnya single destination multi management. Dimana, selama ini dinilai menjadi penghambat terhadap peningkatan wisman ke obyek wisata.
Dia melanjutkan, 10 destinasi wisata tersebut diharapkan mampu memperoleh 8,5 juta wisman pada tahun ini. "Kami juga sudah mendapatkan komitmen dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI (Kemenpupera RI) untuk memperbaiki infrastruktur yang ada di 10 tempat tersebut," ujar dia, Selasa (26 Januari 2016).
Adapun 10 destinasi yang ia maksud ialah Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, Bromo-Tengger-Semeru, Kepulauan Seribu, Toba, Wakatobi, Tanjung Lesung, Morotai, dan Tanjung Kelayang. Daerah-daerah tersebut dinilai memiliki daya saing global yang tinggi.
Selain itu, untuk mendorong kedatangan wisman, pemerintah akan mendorong wisman asal Singapura dan Malaysia dengan memperbanyak event sekaligus memperbanyak jumlahnya pintu kedatangan di kota perbatasan.
Untuk wisman China, memperbanyak perjanjian dengan pengusaha kulak, memperbanyak rute penerbangan langsung, dan bundling paket wisata. Sementara, untuk wisman Australia, dengan memberlakukan bebas visa dan percepatan pengesahan Perpres.
Kemudian, untuk wisman Eropa dan Amerika Serikat, melakukan joint package untuk kerja sama dalam paket wisata. Terakhir, untuk wisman India dengan membuka jalur penerbangan langsung.