TEMPO.CO, Jakarta - Analis ekonomi dari First Asia Capital, David Sutyanto, mengatakan pada perdagangan hari ini, indeks harga saham gabungan diperkirakan menguat bergerak searah dengan pergerakan pasar saham global. IHSG diperkirakan bergerak pada posisi 4.490-4.550.
"Setelah tadi malam harga minyak mentah kembali rebound 2,7 persen di US$ 31,15 per barel, saham-saham tambang akan mendapat momentum penguatannya kembali," kata David dalam siaran tertulisnya pada Rabu, 27 Januari 2016.
Menurut pengamatan David, perdagangan saham kemarin berlangsung kurang bergairah menyusul minimnya insentif positif dari eksternal setelah pasar kembali dikhawatirkan dengan koreksi tajam di pasar saham Cina dan turunnya kembali harga minyak mentah hingga di bawah US$ 30 per barel.
Kemarin setelah bergerak bervariasi dalam rentang terbatas, IHSG akhirnya berhasil tutup tipis di teritori positif, menguat 4,68 poin di 4510,468 setelah sempat koreksi 22 poin di awal sesi, terutama ditopang penguatan saham sektor konsumsi dan manufaktur.
Nilai transaksi di pasar reguler kemarin hanya mencapai Rp 3,24 triliun di bawah rata-rata harian pekan lalu Rp 3,5 triliun. Pemodal asing kembali mencatatkan penjualan bersih hingga Rp 370 miliar.
Dari kawasan Asia, risiko pasar kembali dipicu anjloknya indeks saham Cina hingga 6 persen lebih ke level terendah dalam 13 bulan terakhir menyusul meningkatnya risiko capital outflow. The MSCI Asia Pacific Index kemarin koreksi 1,6 persen di 117,94.
Sedangkan Wall Street tadi malam berhasil rebound. Indeks DJIA dan S&P masing-masing menguat 1,8 persen dan 1,4 persen, sehingga tutup di 16.167,23 dan 1.903,63. Saham-saham sektor energi menjadi penopang penguatan setelah harga minyak mentah tadi malam rebound 2,7 persen di US$ 31,15 per barel.
Rebound harga minyak mentah dipicu spekulasi pasar negara-negara produsen minyak akan memangkas produksinya. Di sisi lain, pasar tengah menanti hasil pertemuan The Fed yang berakhir Rabu pekan ini. Pasar memperkirakan The Fed masih akan menahan FFR pada level saat ini dan berharap The Fed membantu menstabilkan pasar.
DESTRIANITA KUSUMASTUTI