TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan menyatakan fokus pada pengembangan segmen usaha mikro, kecil, dan menengah dalam rangka penguatan kegiatan ekonomi masyarakat pada tahun ini.
Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Rahmat Waluyanto mengatakan ada dua sektor besar yang menjadi fokus regulator pada tahun monyet api.
Selain pengembangan segmen UMKM, OJK juga fokus dalam perluasan pemanfaatan sektor jasa keuangan yang membutuhkan pendanaan jangka panjang dan mendorong korporasi menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi.
"Kami lebih fokus ke pengembangan UMKM dan kami bisa memacu pertumbuhan segmen tersebut, juga di dalamnya industri ekonomi kreatif," ujarnya dalam Seminar UMKM Dari Rakyat Untuk Rakyat di Jakarta, Senin (25 Januari 2016).
Rahmat menyebutkan ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan OJK untuk lebih fokus dalam pengembangan UMKM, antara lain kontribusi segmen tersebut terhadap pendapatan domestik bruto yang hampir mencapai 60%.
Selain itu, hampir 99% pelaku usaha di Tanah Air merupakan pelaku UMKM yang menyerap 97% tenaga kerja yang ada.
Adapun, dalam membantu mengembangkan segmen UMKM, Rahmat menyatakan pihaknya telah melakukukan berbagai upaya. Di antaranya, penurunan bobot risiko kredit usaha rakyat yang dijamin oleh lembaga penjaminan milik negara menjadi
sebesar 50%, pembentukan rating agency untuk UMKM, adanya target penyaluran kredit sektor lembaga keuangan, serta peluncurkan program layanan keuangan tanpa kantor dalam rangka keuangan inklusif (Laku Pandai).
"Terkait dengan Laku Pandai, kami targetkan dapat merekrut agen sebanyak 300.000 agen pada tahun ini dari bank-bank yang masuk ke Laku Pandai," katanya.
Hingga saat ini sudah ada tujuh bank yang menjadi penyelenggara Laku Pandai, yaitu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk., PT Bank Central Asia Tbk., PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk., dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Bank Sinarmas Tbk.