TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika menyatakan akan berkonsentrasi mengembangkan industri game. "Kami nanti concern ke arah industri game karena punya potensi besar. Industri ini lebih besar daripada industri film," kata Bambang Heru Tjahyono, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, dalam acara “Mobile Developers Gathering” di Jakarta, Sabtu, 23 Januari 2016.
Menurut Bambang, Indonesia merupakan pasar game terbesar kedua di Asia Tenggara dengan pertumbuhan investasi mencapai 47 persen. Nilai revenue pada pangsa Indonesia saat ini mencapai US$ 321 juta.
"Ini hal yang besar. Tapi pelaku industri lokal hanya menguasai 10 persen market share. Kontribusi developer lokal hanya 1,2 persen, jadi kami maunya 50 persen," ucapnya.
Bambang mengungkapkan, salah satu kendala pelaku industri game lokal tidak bisa berkembang adalah tidak ada penyatuan antara developer lokal dan publisher lokal. "Publisher lokal ambil game dari luar, sedangkan developer lokal diambil developer luar hanya untuk menjadi pekerja."
Bambang memprediksi jumlah pelaku industri lokal akan semakin turun pada 2019 jika pemerintah tidak bekerja sama dengan seluruh bagian ekosistem industri game. Saat ini Kementerian sedang menyusun peta jalan agar pengembang lokal bisa mengambil alih penguasaan pasar Indonesia.
"Secepatnya road map game ini selesai agar bisa menjadikan industri game sebagai bagian dari kunci kontributor pertumbuhan ekonomi nasional," tuturnya.
FRISKI RIANA