TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah berjanji untuk menjaga muatan ternak di kapal ternak setelah pelayaran (voyage) kedua tidak memenuhi kapasitas angkut.
Seperti diketahui, kapal ternak hanya mengangkut 100 ekor ternak pada voyage kedua tahun lalu dari kapasitas kapal sebanyak 500 ekor ternak.
Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Bobby R. Mamahit mengatakan voyage pertama pada tahun ini, 2 Februari 2016, memuat 400 ekor.
“Dua voyage berikutnya akan dikoordinasi kembali dengan Kementerian Kehutanan (Kementan) yang siap dengan jumlah muatan sapinya,” ujarnya, Kamis (22 Januari 2016).
Dia juga menambahkan SK Trayek Kapal Ternak akan direvisi dengan menambah pelabuhan pengumpul (loading) di Wahingapu dan Lembar.
Dia memaparkan hal ini telah dibicarakan oleh Kemenhub dan Kementan dalam rapat, Rabu (20 Januari 2016).
Kepastian muatan ternak, lanjutnya, akan dijaga untuk operasi kapal ternak selanjutnya dan akan berada dalam koordinasi di bawah Kementan.
Sementara itu, Direktur Utama PT Pelni Elfien Goentoro meluruskan bahwa kekosongan muatan kapal ternak bukan menjadi tanggungjawab perusahaan.
Dia juga menegaskan, Pelni sudah mengoperasikan kapal ternak sesuai jadwal.
Terkait muatan yang hanya 100 ekor, dia mengungkapkan ini merupakan tanggungjawab Kementan.
Dia menuturkan peternak telah membawa ternaknya ke pelabuhan, namun karena tidak ada persetujuan jual beli maka Pelni tidak bisa menaikan ke dalam kapal.
“Pelni hanya menjalankan kapal,” ujarnya, Jumat (22 Januari 2016).
Lebih lanjut, dia mengatakan pihak Kementan sudah meminta maaf terkait sejumlah anggapan yang menyudutkan Pelni.
Untuk ke depannya, dia berharap koordinasi antar-kementerian dan lembaga bisa dijalankan dengan baik.