TEMPO.CO, Jakarta - Cuaca ekstrim melanda perairan di Amurang, Minahasa Selatan, Sulawesi Utara pada Kamis (21 Januari 2016), mengakibatkan rusaknya fasilitas yang ada di Gantry Darat.
Akhirnya, turut berdampak pada terhambatnya proses uji operasi dari kapal pembangkit listrik atau Marine Vessel Power Plant (MVPP) Zeynep Sultan yang memiliki kapasitas 120 MW.
Beradasarkan keterangan pers yang diterima, hujan lebat dengan tiupan angin kencang dengan kecepatan 20 km/jam, mengakibatkan fasilitas yang ada di Gantry Darat, yaitu dengan terangkatnya 2 (dua) titik kaki tiang (stuff) di sisi tower ERS yang terlepas dan terangkat sekitar 15 cm dari pondasinya pada Kamis (21 Januari 2016) sore.
Gantry Darat adalah salah satu komponen utama yang dibangun sebagai media untuk menyalurkan listrik yang akan dihasilkan oleh kapal pembangkit listrik ke jaringan transmisi 150 kV interkoneksi Sulawesi Utara - Gorontalo (Sulutgo).
Kapal pembangkit listrik ini masih dalam proses uji coba operasi (Commisioning), dimana untuk tahap awal telah berhasil melalui dua hari masa uji coba, yaitu pada Selasa dan Rabu lalu dengan pembebanan 40% atau menghasilkan listrik 7 MW ke sistem Sulutgo.
Namun, akibat adanya kerusakan pada sisi gantry darat ini, maka rangkaian proses uji coba dengan sangat terpaksa harus di tunda dan baru akan kembali dilanjutkan tahapan uji pembebanan mesin 100% setelah selesai dilakukan perbaikan pada gantry darat.
PLN mengupayakan secepatnya penyelesaian pekerjaan perbaikan kerusakan pada Gantry Darat ini agar dapat segera digunakan kembali untuk menyalurkan listrik dari MVPP Zeynep Sultan. Untuk itu, PLN Wilayah Suluttenggo akan menurunkan tim gabungan yang terdiri dari AP2B Sistem Minahasa dan UPK Jaringan Sulawesi Utara – Gorontalo.
Untuk jangka panjang, terutama dalam mengantisipasi kendala ombak, pihak Karpower selaku pemilik kapal pembangkit ini, sedang membangun dermaga sekaligus break water (pemecah gelombang) agar kapal dapat terhindar dari terjangan gelombang.
Seperti diketahui, hampir di seluruh daerah yang berada di wilayah propinsi Sulawesi Utara, sejak Rabu (20 Januari 2016) sore hingga Kamis (21 Januari 2016), dilanda cuaca yang cukup ekstrim, berupa turunnya hujan dengan intensitas lebat, dan tiupan angin kencang yang berkisar antara 18-25 km/jam. Cuaca ekstrim masih akan dapat terjadi dalam beberapa hari ke depan.