TEMPO.CO, Jakarta - Vice President Legal Freeport Indonesia Clementino Lamury mengatakan pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian konsentrat (smelter) di Gresik, Jawa Timur, akan dimulai pada akhir Juli 2016.
Clementino mengakui pembangunan smelter membutuhkan waktu paling cepat dua tahun dan pemerintah menargetkan pembangunan smelter selesai pada 2017.
Baca Juga:
"Progres 11,5 persen, yaitu persiapan reward based engineering design. Baru sebagian lahan Petrokimia Gresik yang direklamasi, setengahnya lagi belum. Kami sudah amdal expose," katanya saat rapat dengar pendapat di ruang Komisi Energi DPR, Jakarta, Rabu, 20 Januari 2016.
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Bambang Gatot menuturkan kemajuan pembangunan smelter Freeport telah melalui tahapan engineering procurement (pengadaan material atau peralatan) konstruksi dan serapan anggaran. Berdasarkan tahapan tersebut, Freeport sudah mencapai progres 11,5 persen.
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara mengenai program peningkatan nilai tambah bahan galian tambang mengamanatkan setiap perusahaan pertambangan membangun smelter.
Pemerintah menargetkan program hilirisasi harus diterapkan sebelum 2017 sesuai dengan aturan UU No. 4, yakni Peraturan Menteri ESDM Nomor 1 Tahun 2014 tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral di Dalam Negeri.
ALI HIDAYAT