TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perdagangan siap mengadakan operasi pasar beras setelah harga komoditas tersebut terus menunjukkan tren peningkatan 10 persen. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Srie Agustina mengatakan operasi pasar akan dilakukan sesuai dengan ketentuan jika kecenderungan peningkatan harga beras mencapai 10 persen. Operasi pasar juga dilakukan berdasarkan situasi yang terjadi pada saat itu.
“Kalau kita antisipasinya, ini kecenderungannya lebih dari 2 persen kita sudah was-was. Karena kalau lebih dari 2 persen itu untuk beras termasuk tinggi,” kata Srie di Jakarta, Kamis (21 Januari 2016).
Patokan peningkatan harga tersebut diihat berdasarkan perbandingan harga pada periode sebelumnya. Jika dalam dua minggu berturut-turut kecenderungan harga sudah sampai di ambang batas lebih dari 2 persen, maka kenaikan harga tersebut menurut Srie perlu dikhawatirkan. Dirinya menyebutkan bahwa harga beras dalam enam bulan terakhir sudah naik hingga 4,8 persen.
Menurutnya, beras agak berbeda dengan komoditas lain. Beras harus mencukupi, tersedia, dan terdistribusi ke seluruh Indonesia. Sehingga kenaikan harga yang ditolerir pun berbeda dengan komoditas lainnya.
“Beras itu jika lebih dari 2 persen itu tinggi, biarpun kita punya aturan di Permendag lama itu sampai 10 persen. Tapi kalo lebih dari 2 persen sudah harus siap-siap dan siaga."
Laporan Perkembangan Harga Barang Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan menyebutkan bahwa pasokan rata-rata beras ke Pasar Induk Beras Cipinang pada Januari (s/d Senin, 18 Januari 2016) sebesar 3.186 ton. Jumlah tersebut naik 17,61% bila dibandingkan dengan periode yang pada tahun lalu.
Demikian pula penyaluran rata-rata beras ke pasar-pasar wilayah pada Januari (s/d Senin 18 Januari 2016) awbwae 2.720 ton, penyaluran tersebut naik 4,86 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.
Stok beras di PIBC pada Senin (18 Januari 2016) mencapai 48.278 ton. Jumlah tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan DKI Jakarta selama kurang lebih 16 hari ke depan. Bila dibandingkan dengan stok normal sebesar 30.000 ton, jumlah tersebut naik sebesar 60,93 persen.
Realisasi perdagangan antar pulau beras di PIBC hingga 18 Januari mencapai 11.483 ton, naik 13,01 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 10.143 ton.
Kendati pasokan beras mengalami peningkatan, harga beras justru mengalami kenaikan. Harga beras Muncul (I dan II) mengalami kenaikan harga berkisar antara 1,82% - 2,00 persen, sedangkan beras Muncul III dan IR 64 (I dan II) stabil dibandingkan dengan harga minggu lalu.
Harga beras jenis IR 64 III menjadi satu-satunya beras yang mengalami penurunan harga sebesar 3,37% jika dibandingkan dengan harga pada minggu lalu.
Posisi harga beras medium rata-rata nasional pada minggu ketiga Januari 2016 sebesar Rp10.823/kg merupakan harga tertinggi dalam satu tahun terakhir. Harga tersebut naik 12,34 persen dari posisi harga beras medium rata-rata nasional pada Januari 2015.