TEMPO.CO, Yogyakarta - Perusahaan Umum Bulog Daerah Istimewa Yogyakarta memastikan persediaan beras cukup untuk menghadapi berbagai ancaman bencana alam di daerah ini.
Kepala Bulog Divisi Regional Daerah Istimewa Yogyakarta M. Sugit Tedjo Mulyono mengatakan di gudang Bulog terdapat 600 ton beras.
Pemerintah provinsi dan kabupaten bertanggung jawab mengelola beras itu bila bencana alam datang. Bulog akan mendistribusikannya atas persetujuan gubernur maupun bupati. “Cadangan beras itu digunakan ketika bencana alam datang, misalnya banjir dan gempa bumi,” kata Sugit, Selasa, 19 Januari 2016.
Bulog saat ini menyerap beras dari petani, yakni beras kualitas medium sebanyak 12.100 ton dan 5.600 ton beras kualitas premium. Rata-rata per bulan Bulog mendistribusikan 4.300 ton beras. Beras-beras itu disimpan di empat gudang Bulog di empat kabupaten.
Menurut Sugit, beras yang Bulog serap itu cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga Januari 2016. Kemampuan Bulog menyerap beras petani saat ini baru mencapai 10 persen.
Sugit berharap, El Nino atau cuaca ekstrem panas tidak begitu berdampak pada produktivitas padi di daerah ini. Petugas Bulog terus mendatangi petani maupun kelompok tani untuk membeli beras. Panen raya padi berlangsung pada April 2016. Sugit menyatakan Bulog belum perlu mendatangkan beras dari provinsi lain karena persediaan masih mencukupi.
Petani penggagas pertanian terpadu Joglo Tani di Sleman, To Suprapto, mengatakan tidak seluruh wilayah pertanian terkena dampak El Nino. Dia mencontohkan Desa Margoluwih, Kecamatan Seyegan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Petani di desa itu tidak kekurangan air untuk mengairi sawah. Mereka menggunakan air yang bersumber dari Gunung Merapi dan Selokan Mataram. “Kami optimistis produksi padi di desa kami di atas 6 ton per hektare,” kata To Suprapto.
SHINTA MAHARANI