TEMPO.CO, Jakarta - Analis ekonomi dari First Asia Capital, David Sutyanto, memperkirakan hari ini indeks harga saham gabungan bergerak di teritori negatif akibat meningkatnya risiko pasar saham global dan emerging market. "IHSG akan bergerak di teritori negatif di kisaran support 4.470-4.540 sebagai resisten," kata David dalam siaran tertulisnya pada Senin, 18 Januari 2016.
Menurut David, risiko pasar saham global dan kawasan sepekan terakhir cenderung meningkat, meski sebenarnya masih diimbangi dengan sentimen positif dari dalam negeri berupa kebijakan pelonggaran likuiditas oleh Bank Indonesia.
Hal ini membuat tekanan IHSG relatif terbatas bila dibanding pasar saham global dan kawasan. Indeks The MSCI Emerging Market akhir pekan lalu terkoreksi 2 persen dan selama sepekan anjlok 4,2 persen
Di sisi lain, bursa global akhir pekan lalu kembali dilanda tekanan jual. Indeks Eurostoxx di kawasan Eropa anjlok 2,37 persen. Di Wall Street, indeks DJIA dan S & P terkoreksi masing-masing 2,4 persen dan 2,2 persen, ditutup di posisi terendah sejak perdagangan 25 Agustus 2015, yakni di 15.988,15 dan 1.880,29.
Sejumlah faktor negatif telah memicu pemodal menghindari aset berisiko, seperti ancaman perlambatan ekonomi global yang dikhawatirkan berdampak pada pemulihan ekonomi Amerika Serikat menyusul data ekonomi AS akhir pekan lalu yang kurang menggembirakan dan harga minyak mentah yang kembali anjlok hingga berada di bawah US$ 30 per barel.
Padahal, pada penutupan perdagangan pekan lalu, IHSG berhasil ditutup di teritori positif dalam rentang terbatas di tengah sentimen pasar kawasan Asia yang umumnya bergerak di teritori negatif. IHSG ditutup di posisi 4.523,976, menguat tipis 10,795 poin atau 0,24 persen.
Namun, tutur David, perdagangan berlangsung kurang bergairah dengan nilai transaksi di pasar reguler hanya Rp 3,19 triliun dan asing mencatatkan penjualan bersih di pasar reguler sebesar Rp 254 miliar.
Penguatan terbatas indeks komposit terutama ditopang penguatan saham Astra International dan saham perkebunan. Di sisi lain, saham perbankan justru terkoreksi akibat terimbas sentimen negatif pasar kawasan. Selama sepekan terakhir, IHSG terkoreksi 0,5 persen, melanjutkan koreksi pekan sebelumnya sebesar 1 persen.
DESTRIANITA KUSUMASTUTI