TEMPO.CO, Jakarta - Tragedi ledakan bom di depan pusat perbelanjaan Sarinah sempat menginterupsi rapat bulanan Dewan Gubernur Bank Indonesia. Juru bicara Bank Indonesia, Tirta Segara, mengatakan ruang rapat yang dipakai Dewan Gubernur BI tak terlalu terbuka, sehingga tak mendengar ledakan yang terjadi.
Tirta mendengar ledakan karena tengah berada di toilet. “Boom! Saya pikir hanya suara ban meledak,” ucap Tirta di kantornya, Kamis, 14 Januari 2016. Keluar dari toilet, ia bertanya kepada petugas keamanan. Dari petugas keamanan, ia mendapat konfirmasi bahwa suara yang didengarnya adalah bom.
Tak menunggu lama, ia kembali ke ruang rapat. Setelah masuk ruangan, ia langsung mengangkat tangan. “Breaking news, Pak, ada bom,” ujar Tirta kepada peserta rapat. Menurut dia, peserta rapat langsung terkejut. “Bom di mana?” tutur Tirta menirukan pertanyaan yang muncul dalam rapat.
“Duh, bagaimana ini, lagi bahas suku bunga kok tahu-tahu ada bom,” kata Tirta menirukan pernyataan salah satu pejabat BI. Setelah sempat sedikit ramai, rapat dilanjutkan.
Rapat Dewan Gubernur BI hari ini menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 bps menjadi 7,25 persen. Suku bunga deposit dan lending facility juga ikut turun masing-masing 5,25 persen dan 7,75 persen. “Ketidakpastian pasar telah mereda setelah The Fed menaikkan suku bunga,” ucapnya.
Penurunan suku bunga acuan ini, ujar dia, diharapkan memperkuat pelonggaran kebijakan makroprudensial dan penurunan giro wajib minimum yang telah dilakukan sebelumnya. Ia berujar, pelonggaran kebijakan masih terbuka setelah dilakukan assessment terhadap kebijakan ekonomi domestik dan global secara menyeluruh.
TRI ARTINING PUTRI