TEMPO.CO, Jakarta - Analis dari perusahaan sekuritas LBP Enterprise, Lucky Bayu Purnomo, mengatakan adanya peristiwa ledakan di sekitar Sarinah, Jakarta Pusat, cukup memberikan sentimen negatif kepada pergerakan saham hari ini. Dampak ledakan di depan gerai Starbucks itu diperkirakan bakal mempengaruhi saham, khususnya di sektor konsumer.
"Produk-produk konsumer itu kan banyak dikonsumsi melalui distributor. Saya kira dampak ledakan bom akan mendorong pelemahan saham konsumer ini," kata Lucky di Bursa Efek Indonesia, Kamis, 14 Januari 2016.
Pada penutupan perdagangan bursa saham sesi pertama hari ini, indeks harga saham gabungan langsung ditutup merosot 1,72 persen atau 77,86 poin di level 4.459,32. Menurut Lucky, merosotnya IHSG juga merupakan imbas adanya peristiwa ledakan di Sarinah. "Kelihatannya Bursa serta manajemen sudah panik. Dampak dari ledakan itu akan mendorong pelemahan IHSG dan rupiah," ucap Lucky.
Indeks sektor konsumer pada penutupan perdagangan sesi pertama turun 1,39 persen di level 2.026. Penurunan tersebut seiring dengan penurunan semua saham sektoral lain yang diperdagangkan di BEI. Penurunan terbesar terjadi pada sektor industri kimia yang merosot 2,90 poin di level 387.
Tak hanya indeks harga saham gabungan , nilai tukar rupiah juga sempat jeblok. Kemarin siang, kurs rupiah mendekati angka Rp 14 ribu dan berada di posisi Rp 13.920,5 per dolar AS. Posisi rupiah ini melemah 85,5 poin atau 0,62 persen dari pembukaan di angka 13.857,5 per dolar AS.
DESTRIANITA KUSUMASTUTI
Catatan koreksi: Pada Jumat, 15 Januari 2016, pukul 17.10, bagian dalam berita yang menyebutkan Unilever-- sebagai salah satu saham konsumer yang merupakan produk dari Amerika ini--diganti karena kesalahan editor. Kami mohon maaf atas kesalahan ini.