TEMPO.CO, Surabaya - Gubernur Jawa Timur Soekarwo membentuk tim kajian Lapindo, yang terdiri atas para ahli geologi dan dosen Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya. "Tim ini untuk mengkaji rencana pengeboran PT Lapindo Brantas," katanya, Rabu, 13 Januari 2016.
Menurut Soekarwo, kajian itu penting dilakukan untuk mengetahui dampak pengeboran di Sumur Tanggulangin 1, Desa Kedungbanteng, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur. Selain itu, kajian ini bertujuan mengurangi keresahan masyarakat yang khawatir bencana semburan lumpur pada 2006 terulang. "Secepatnya kami bentuk."
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Jawa Timur Dewi J. Putratni langsung mengadakan pertemuan dengan tim kajian yang dibentuk Soekarwo. Anggota tim, kata Dewi, dihubungi sendiri oleh Gubernur. "Saya belum tahu orangnya siapa saja, jumlahnya berapa, sore ini masih akan melakukan pertemuan pertama," tuturnya.
Dewi menuturkan hasil kajian ilmiah oleh tim tersebut akan dilaporkan langsung kepada Gubernur Soekarwo. Hasil kajian itulah yang nantinya akan menjadi dasar apakah Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyetujui atau menolak pengeboran.
Selain itu, hasil kajian itu akan diberikan kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral selaku pemerintah pusat. "Nanti akan diberi pengantar oleh Pak Gubernur agar bisa dijadikan pertimbangan," ujarnya.
Sebelumnya, rencana pengeboran minyak dan gas oleh Lapindo di Sumur Tanggulangin 1 batal karena ditentang masyarakat setempat. Selain itu, Lapindo belum mengurus izin kepada instansi terkait.
Kementerian Energi, bersama Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas), akhirnya menghentikan rencana pengeboran sumur di Tanggulangin (TGA)-6 di Well Pad TGA-1 dan Tanggulangin (TGA)-10 di Well Pad TGA-2 tersebut.
EDWIN FAJERIAL