TEMPO.CO, Sidoarjo - Perusahaan minyak dan gas, Lapindo Brantas Inc, mengatakan biaya pengeboran di Sumur Tanggulangin 1, Desa Kedungbanteng, Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, mencapai US$ 3 juta atau sekitar Rp 30 miliar. Public Relations Manager Lapindo Brantas Inc Yoyok Setyo Widodo mengatakan biaya tersebut diperoleh dari sisa produksi gas yang ada di Blok Brantas.
"Jadi kami mengumpul sedikit demi sedikit. Karena izin sudah kami kantongi semua, Lapindo melakukan kegiatan DSP (drill site preparation)," ucap Yoyok, Selasa, 12 Januari 2016.
Menurut Yoyok, dari 30 sumur yang dimiliki Lapindo di Sidoarjo, 14 di antaranya masih berproduksi, yakni sebelas sumur di Wunut, Kecamatan Porong, dan tiga sisanya di Kedungbanteng, Kecamatan Tanggulangin.
"Makanya kami meningkatkan produksi," ujarnya. Yoyok menegaskan, kontrak kerja Lapindo Brantas di Blok Brantas berakhir pada 2020.
Menurut dia, Lapindo saat ini tengah mempersiapkan rencana melakukan perpanjangan kontrak kerja. "Insya Allah, nanti kami akan memperpanjang kontrak dengan pemerintah," tuturnya.
NUR HADI