TEMPO.CO, Solo - Proyek pembangunan Jalan Tol Solo-Kertosono dikhawatirkan tidak bisa selesai sesuai dengan jadwal. Saat ini pengerjaan proyek tersebut tersendat lantaran mengalami kendala ketersediaan material.
Bahkan, proyek tersebut berhenti total di beberapa sektor, khususnya dari Mantingan hingga perbatasan Ngawi-Magetan. "Proyek sudah berhenti total sejak November lalu," kata Project Manager PT Lancar Jaya Mandiri Abadi Anang Rachmad Soeryadi, saat ditemui di Solo, Senin, 11 Januari 2016.
Perusahaan itu merupakan subkontraktor dalam pekerjaan pengurugan serta pemadatan tanah untuk jalan tol paket Mantingan hingga perbatasan Magetan. Pekerjaan itu seharusnya selesai pada awal Januari ini. "Namun kami belum bisa bekerja lantaran tidak ada material berupa tanah urug," ujar Anang.
Dalam proyek tersebut, Anang mengatakan, membutuhkan tanah urug hingga 3,5 juta meter kubik. Berdasarkan perencanaan, kebutuhan itu bisa dipenuhi dari penambangan yang ada di Kabupaten Ngawi. Penambangan tersebut milik para pengusaha lokal.
Menurut Anang, para penambang lokal sudah mengajukan izin usaha penambangan sejak September lalu. Hanya saja, hingga saat ini belum ada kejelasan mengenai terbitnya izin penambangan yang diajukan. "Hanya ada satu yang izinnya sudah terbit," katanya.
Anang berharap pemerintah daerah, khususnya di Jawa Timur, bisa segera memberikan solusi untuk permasalahan ini. "Proyek yang di Jawa Tengah kabarnya lancar dan masih bisa berjalan lancar hingga saat ini," ujar Anang.
Berhentinya proyek itu membuat pihaknya juga harus menanggung kerugian yang cukup besar. Sebab, peralatan serta karyawan yang telah terlanjur dikontrak terpaksa menganggur. "Kerugian sebulan bisa mencapai Rp 2,5 miliar," kata Anang.
AHMAD RAFIQ