TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Kereta Api Borneo Andrey Shigaev meyakinkan jalur kereta api yang masih dalam pembangunan untuk menghubungkan sejumlah kawasan di Provinsi Kalimantan Timur akan dioperasikan pada 2020.
"Dari beberapa tahapan yang sudah dilakukan, saya bisa katakan bahwa pada 2020 mendatang kereta api ini bisa beroperasi," kata Andrey ditemui usai menghadiri Penyerahan Panji Keberhasilan dalam rangkaian HUT ke-59 Provinsi Kalimantan Timur di Stadion Madya Sempaja Samarinda, Senin, 11 Januari 2015.
Proyek jaringan rel kereta api tersebut menelan biaya Rp 72 triliun. Dana sebesar itu merupakan anggaran dari investor Rusia Rail Ways. Sebagai kereta api angkutan barang, jalur tersebut akan digunakan untuk mengangkut sejumlah komoditas seperti batu bara, hasil migas, kelapa sawit, dan sejumlah komoditas lainnya.
Panjang rel kereta api mencapai 900 kilometer. Lama pembangunannya diperkirakan lima tahun. Untuk jalur pertama dimulai dari Kabupaten Kutai Barat hingga ke kawasan industri Buluminung di Kabupaten Penajam Paser Utara.
Sedangkan jalur kedua dibangun dari Kabupaten Kutai Kartanegara hingga kawasan ekonomi di Kabupaten Kutai Timur. Panjang rel kereta api tersebut tersambung dari sejumlah daerah, antara lain di Kutai Barat sepanjang 80 kilometer, Paser 40 kilometer, Penajam Paser Utara 70 kilometer, dan Balikpapan sepanjang 10 kilometer.
"Untuk tenaga teknis yang dapat mengoperasionalkan kereta api dan jaringannya, kami sudah bekerja sama dengan Pemprov Kaltim menyekolahkan anak-anak Kaltim ke Rusia. Total mencapai 350 mahasiswa asal Kaltim yang kini di Rusia. Setelah lulus, mereka akan menjadi ahli sesuai jurusannya, sehingga layak bekerja di PT Kereta Api Borneo," kata Andrey Shigaev.
ANTARA