TEMPO.CO, Jakarta - Abdul Baasith, koordinator tim perbankan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia mengungkapkan aduan terkait masalah layanan perbankan yang diterima lembaganya pada 2015, paling banyak ditujukan pada Bank Mandiri.
"Sektor perbankan di 2014 sampai 2015 tetap mendominasi aduan masyarakat. Bank yang paling banyak diadukan adalah Bank Mandiri dengan 22 aduan," kata Abdul di kantor YLKI, Jakarta Selatan, Jumat, 8 Januari 2016.
Abdul menjelaskan, berdasarkan data yang dibuat YLKI, aduan kepada Bank Mandiri memiliki persoalan yang beragam dan imbang. "Ada 7 aduan kartu kredit, 6 soal kredit atau pinjaman, sisanya aduan deposito, e-money, tabungan, dan ATM," katanya.
Di urutan kedua, Abdul menyebut Bank Mega mendapat 20 aduan sepanjang 2015, dan yang paling dikeluhkan adalah soal kartu kredit. "Bank Mega, dari 20 aduan ada 17 aduan masalah kartu kredit," kata Abdul.
Selain Bank Mega, Abdul juga mengungkapkan ada 8 aduan kartu kedit yang ditujukan pada Bank BCA dan ANZ & Standard Chartered, lalu diikuti Bank Mandiri, CIMB Niaga dan HSBC dengan 7 aduan, dan 5 aduan kepada Bank BNI.
"Permasalahan paling banyak soal pembobolan sebanyak 27 aduan. Jadi dipertanyakan sistem keamanannya," katanya.
Sementara aduan mengenai kredit pemilikan rumah (KPR) paling banyak ditujukan kepada Bank BTN sebanyak 12 aduan, diikuti Bank BNI dengan 6 aduan, dan 1 aduan untuk CIMB Niaga, Bank BCA, Bank DKI Syariah, Bank Danamon, dan Bank Panin.
"Permasalahan KPR yang dikeluhkan adalah 5 aduan terkait jaminan kredit, biaya, bunga, denda, pelayanan nasabah, developer, gagal bayar," ungkap Abdul.
Data YLKI juga menyebutkan persoalan tabungan mendapat pengaduan sebanyak 4 buah yang ditujukan pada Bank BRI, sementara terkait pinjaman ada 13 aduan uang ditujukan pada gabungan Bank Perkreditan Rakyat.
Dari banyaknya persoalan perbankan yang diadukan, Abdul berharap agar ada pengawasan dan penegakkan yang optimal. Sementara dari pihak bank sendiri, ia mengharapkan agar bank memberikan informasi yang tidak menyesatkan. "Bank berkewajiban mengedukasi konsumen soal produk perbankan," katanya.
Hingga berita ini diturunkan, konfirmasi dari bank-bank yang dinilai banyak diadukan warga menurut versi YLKI ini belum diperoleh.
FRISKI RIANA