TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara menargetkan akan menyelesaikan pembentukan induk usaha (holding) BUMN pertambangan pada akhir 2016. Pembentukan ini menyusul usaha sinergitas dan penyatuan kekuatan BUMN pertambangan. Rencana untuk mempercepat pembentukan holding BUMN pertambangan ini merupakan kelanjutan dari pembicaraan antar menteri pada November 2015 lalu.
Awalnya program pembentukan holding BUMN pertambangan ditargetkan rampung pada tiga tahun ke depan yakni 2018. Namun, Menteri BUMN Rini Soemarno menginginkan pembentukan ini dipercepat menjadi dua tahun saja. Belakangan Rini meminta agar pembentukan holding tambang dimajukan kembali. "Kemarin saya minta jadi dua tahun, mereka setuju, tapi kalau bisa ini harus selesai akhir 2016 ini," kata Rini di Jakarta, Jumat, 8 Januari 2016.
Pembentukan ini ditujukan untuk mensinergikan industri pertambangan dari hulu ke hilir. Pasalnya, kebanyakan produk tambang di Indonesia dijual mentah sehingga keuntungannya kurang dibandingkan diolah lebih lanjut.
Rini berujar, untuk menjadikan seluruh BUMN memproduksi hasil lanjutan perlu sinergitas antar perusahaan tambang milik negara. "Yang satu punya bahan baku dan yang satunya punya prosesnya."
Rini mencontohkan proyek kerja sama antara PT Antam dan PT Inalum dalam pengembangan Smelter Grade Alumina di Mempawah. Hasil tambang bauksit milik PT Antam bisa diolah lebih lanjut menjadi grade alumina dengan bantuan PT Inalum. Lalu dengan mengajak kerja sama perusahaan Chinalco dari Cina, smelter grade alumina ini dapat diolah menjadi alumunium yang memiliki nilai tambah tinggi.
Dengan proses sinergi ini diharapkan pertambangan di Indonesia tidak hanya mandiri dalam hal hilirisasi saja. Namun, harapan ke depannya dari sisi anggaran juga tidak lagi tergantung kepada APBN. "Kalau mau ekspansi kita tidak pakai APBN, kita ke pasar atau pinjaman sehingga sektor pertambangan lebih kuat," ujar Rini
Komite konsolidasi pertambangan ini akan dipimpin oleh Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Fajar Harry Sampurno. Untuk wakilnya, kementerian BUMN akan merangkul Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin. Sementara empat BUMN pertambangan PT Aneka Tambang, PT Indonesia Asahan Aluminium, PT Timah, dan PT Bukit Asam akan menjadi komite eksekutif bersama dengan deputi dan direktur lainnya.
MAWARDAH NUR HANIFIYANI