TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Umum Lion Air Edward Sirait mempertanyakan data survei yang digunakan situs Airlineratings.com yang menyebut Lion Air merupakan salah satu maskapai terburuk di dunia. Menurut Edward, survei tersebut tidak memiliki kriteria yang jelas.
"Kami bertanya kriterianya apa yang mereka bikin? Dan kapan mereka bikin? Kalau kriterianya tak jelas, apa yang mau kami tanggapi," ujar Edward saat dihubungi Tempo, Jumat 8 Desember 2016.
Edward mengaku sudah melihat situs yang melakukan survei tersebut. Namun menurut dia survei hanya bersifat satu pihak tanpa diseretai data yang valid. "Di situ kan cuma kasih bintang-bintang saja, tapi metodenya seperti apa kan tidak tahu," katanya.
Menurut Edward, hingga saat belum pernah ada permintaan atau konfirmasi terkait permintaan survei tersebut. Dia mengaku akan menerima hasil survei terkait kinerja Lion Air jika data yang digunakan valid. "Jika itu kekurangan kami, maka akan kami pakai (data) itu untuk perbaikan," katanya.
Apalagi, kata Edward, jasa transportasi merupakan bisnis yang sangat dinamis dan harus menyesuaikan dengan kebutuhan orang yang selalu berubah setiap waktu. "Service never ending improvement. Karena itu perbaikan akan kami lakukan terus menerus," kata Edward.
Sebelumnya, situs Airlineratings.com melansir survei atas 448 maskapai sedunia. Ada 137 maskapai yang memperoleh ranking tertinggi karena mendapat tujuh bintang. Sekitar 50 maskapai mendapat tiga bintang atau kurang dari itu.
Ada 10 maskapai yang bintangnya terendah alias punya rekam jejak keamanan terburuk. Maskapai itu adalah Batik Air, Bluewing Airlines, Citilink, Kal-Star Aviation, Lion Air, Sriwijaya Air, TransNusa, Trigana Air Service, Wings Air and Xpress Air. Mereka berasal dari Indonesia, Nepal dan Suriname.
EGI ADYATAMA