TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Pengadaan Perum Bulog Wahyu mengatakan Indonesia perlu meninjau ulang persiapan untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. Menurut Wahyu, harga beras di Indonesia, misalnya, termasuk yang tertinggi di ASEAN. "Padahal sumbangan pemerintah dalam bentuk subsidi itu Indonesia paling tinggi di Asia Tenggara," kata Wahyu di Jakarta, Senin, 28 Desember 2015.
Menurut Wahyu, yang menarik dan patut mendapatkan apresiasi adalah Kamboja dan Myanmar. Harga beras kedua negara ini, kata Wahyu, dulu lebih tinggi daripada Thailand. Namun sekarang harganya justru lebih murah. Petani di kedua negara ini dianggap Wahyu sudah bebenah dan siap menghadapi pasar bebas ASEAN.
Hal sebaliknya justru terjadi di Indonesia. " Jangankan bersaing, harga beras di Indonesia masih tertinggi di ASEAN," kata Wahyu. Hal ini tentunya akan mengurangi daya saing Indonesia pada saat pasar bebas mendatang. "Ini barangkali yang perlu ditinjau ulang," ujarnya.
Padahal subsidi untuk sektor pertanian di Indonesia termasuk yang paling tinggi di Asia Tenggara. Apabila dibandingkan dengan subsidi di Thailand yang setahunnya hanya Rp 1 juta, harga beras Indonesia kalah jauh. Subsidi di Indonesia padahal mampu mencapai Rp 5 juta per hektare.
Pemerintah dinilai perlu meninjau kembali efektivitas penyaluran subsidi. Hal yang paling penting adalah bagaimana agar bantuan dapat melindungi petani. Salah satu cara yang efektif adalah dengan membeli hasil panen dengan harga yang layak. Dengan demikian, diharapkan Indonesia dapat bersaing dari sisi harga dengan negara lainnya.
MAWARDAH NUR HANIFIYANI