TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Bachrul Chairi mengatakan persiapan Indonesia untuk Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sudah dilakukan sejak 2003. “Persiapan kami sudah dari 2003 dan mencapai kesepakatan puncak pada akhir 2015 ini,” katanya saat dihubungi Tempo, Sabtu, 2 Januari 2015.
Menurut Bachrul, kesepakatan MEA kemudian melahirkan visi 2025 di antara pemimpin negara ASEAN agar membuat sistem ekonomi dan perdagangan yang terintegrasi. “Ini komitmen negara ASEAN yang diambil pada pertemuan terakhir agar tercapai visi perdagangan yang terintegrasi,” ucapnya.
Ia berujar, saat ini Indonesia juga sudah membentuk ASEAN Economic Community (AEC) Center di Jakarta. Ada tiga tujuan dibentuknya AEC ini. “Dengan ini pemerintah bertujuan untuk memberikan advokasi kepada pelaku usaha, informasi peluang, dan coaching clinic yang bisa diakses oleh siapa pun,” kata Bachrul.
Akhir 2015, para pemimpin di ASEAN telah sepakat untuk membentuk pasar tunggal di kawasannya melalui MEA. Tujuannya agar daya saing ASEAN meningkat sekaligus bisa menyaingi Cina dan India dalam menarik investasi. Dengan pasar tunggal ini, negara di kawasan dapat dengan mudah menjual barang dan jasa ke negara lain.
Bachrul berkata MEA ini menjadi penting, bukan sebagai tujuan tetapi proses mengingat Indonesia memiliki potensi produk dan jumlah penduduknya. “Ini penting untuk ekonomi yang terus tumbuh dan mengundang investasi untuk datang ke Indonesia.”
Menurut dia, sekarang ada AEC. Tujuannya advokasi pengusaha, pemberian informasi peluang, dan coaching clinic, pemerintah juga melakukan pendampingan.
ARKHELAUS W.