TEMPO.CO, Bandung - Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia Edi Sukmoro mengatakan, terjadi peningkatan jumlah penumpang kereta api. “Prediksi kami kenaikan penumpang selama operasi natal dan tahun baru hanya 1 persen, tapi sampai 29 Desember kami evaluasi kenaikannya sudah 4,79 persen,” kata dia di Bandung, Rabu, 30 Desember 2015.
PT Kereta Api mencatat penumpang kereta api dalam libur Natal-Tahun Baru hingga 29 Desember 2015 sudah mencapai 2,3 juta orang. Sementara di periode sama tahun lalu hanya 2,2 juta penumpang.
Edi mengatakan, PT Kereta Api memperhitungkan hingga berakhirnya operasi angkutan Natal dan Tahun Baru yang digelar antara 20 Desember 2015 sampai 5 Januari 2016 kenaikan penumpang hanya 1 persen dibandingkan tahun 2014. Operasi serupa tahun lalu jumlah penumpang yang diangkut 4.950.503 orang, tahun ini 4.983.954 orang. “Itu prediksi,” kata dia.
PT Kereta Api mengoperasikan 10 kereta tambahan untuk melayani lonjakan penumpang pada masa angkutan Natal dan Tahun Baru ini. “Tiket kereta tambahan pun, karena ini dijual dari 11 November 2015, sudah 95 persen terbeli. Oleh karena itu kalau sekarang orang mencari, mungkin tanggal tertentu sudah habis yakni tanggal-tanggal favorit,” kata Edi.
Kereta tambahan pada libur Natal dan Tahun Baru ini adalah Kereta Api Argo Lawu, Argo Muria, Lodaya, Sancaka, Ketajaya, Kutjaya Utara, Madiun, Cirebon Ekspres dua unit, serta Argojati. “Semuanya ada sepuluh kereta tambahan,” kata Edi.
Edi mengatakan, saat ini sejumlah kereta mengalami keterlambatan perjalanan akibat longsor pasir yang mengubur rel di Ciganea, Purwakarta. “Pada 29 Desember terjadi longsor di Ciganea. Memang menghambat perjalanan kereta tapi sudah kami upayakan untuk menyelesaikannya,” kata dia.
Menurut Edi, longsor material pasir dari tebing setinggi lima meter itu mengubur rel hinga kedalaman setengah meter. “Ketinggian lima meter itu, kalau tidak disadari cukup untuk menggulingkan kereta api,” kata dia.
Saat ini rel sudah dibersihkan dari material longsoran dan sudah bisa dilewati kereta api. “Tapi tetap kecepatan perjalanan kereta api di sana dibatasi untuk menjaga keselamatan,” kata Edi.
Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi II Bandung Zunerfin mengatakan, jalur itu menjadi satu dari tiga lokasi yang dijaga 24 jam oleh petugas karena rawan longsor. Sebelum kejadian, di ruas KM 107 di Ciganea kecepatan kereta dibatasi 20 kilometer perjam. Selepas longsor kecepatan kereta di ruas itu sempat dibatasi lebih rendah lagi hingga 5 kilometer perjam. “Tapi sekarang sudah kembali normal lagi, 20 kilometer per jam,” kata dia di Bandung, Rabu, 30 Desember 2015.
AHMAD FIKRI