TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata Arief Yahya melihat potensi pariwisata Indonesia bisa dioptimalkan dalam beberapa tahun ke depan. Pada 2016, Kementerian Pariwisata menargetkan 12 juta kunjungan wisata mancanegara. Itu artinya target tersebut lebih besar dibanding tahun ini sebesar 10 juta. "Dengan begitu devisa yang bisa dihasilkan diproyeksikan sebesar Rp 172 triliun," katanya di gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata, Rabu, 30 Desember 2015.
Sementara untuk perjalanan wisata Nusantara, pada 2016 ditargetkan sebanyak 260 juta perjalananan. Angka tersebut lebih besar dari target tahun ini, yaitu sebanyak 255 juta perjalanan. "Dari perjalanan yang ditargetkan pada 2016, uang yang dibelanjakan diproyeksikan sebesar Rp 223,6 triliun," kata Arief.
Menurut Arief, untuk kontribusi pariwisata terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional pada 2016 diperkirakan akan terjadi peningkatan sebesar 5 persen. Target tersebut lebih besar 1 persen dari target 2015, yaitu 4 persen. Selain itu, Arief berharap bisa meningkatkan jumlah lapangan pekerjaan yang diciptakan menjadi 11,7 juta tenaga kerja.
Pada 2019, Kementerian Pariwisata akan menyasar sekitar 20 juta turis asing yang berkunjung ke Indonesia. Diakuinya bahwa target tersebut cukup fantastis dan akan sulit dicapai. "Harus ada upaya yang memiliki impact yang paling besar, yaitu regulasi. Tidak mungkin 20 juta tercapai, kalau regulasi tidak dibenahi. Gunakan tangan yang lebih kuat, yaitu regulasi pemerintah," kata Arief.
Menurut Arief, dengan adanya Peraturan Presiden Nomor 104 Tahun 2015 tentang bebas visa kunjungan bisa mendongkrak jumlah wisatawan mancanegara. Sebelumnya, sulitnya mengurus visa membuat wisatawan asing kesulitan berkunjung ke Indonesia. "Dari satu tanda tangan presiden saja bisa menambah satu juta wisatawan, itulah kuatnya pembenahan regulasi," katanya.
LARISSA HUDA