TEMPO.CO, Jakarta -Google didesak untuk menambahkan kuota startup asal Indonesia dari 7 menjadi 200 startup setiap tahunnya sesuai dengan target Kemenkominfo yaitu sebanyak 1.000 startup untuk menjadikan Indonesia sebagai negara ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada 2020.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyayangkan Google yang baru memilih 7 startup asal Indonesia untuk dilakukan mentoring selama dua minggu di kantor pusat Google, Silicon Valley, Amerika Serikat. Menurut Rudiantara, pihaknya akan kembali meminta Google untuk menambah kembali jumlah startup agar sesuai dengan target Kemenkominfo.
Baca Juga:
“Saya sudah bilang ke Google, kami butuhnya 200 untuk setiap tahunnya, jangan sedikit-sedikit dong. Masa Google hanya menyiapkan 7 tahun ini,” tutur Rudiantara di Gedung Kemenkominfo di Jakarta, Selasa 29 Desember 2015.
Seperti diketahui, Google telah memilih 7 startup Tanah Air yaitu Jojonomic, Kakatu, Harukaedu, Setipe, Kerjabilitas, Kurio dan eFishery dalam Program Google Launchpad. Nantinya seluruh startup tersebut akan mendapatkan bantuan dana hingga US$ 5.000 tanpa timbal balik pengambilan stok saham dan mendapatkan mentoring langsung dari Google selama dua minggu di kantor pusat Google di Silicon Valley, Amerika Serikat serta bekerja dengan Google selama enam bulan.
Rudiantara optimistis Google akan membantu Pemerintah Indonesia untuk mengembangkan program pengembangan startup Tanah Air hingga mencapai 1.000 startup pada 2020. Pasalnya, Google dan Pemerintahan Indonesia memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mengembangkan startup dari lokal menjadi go internasional.
“Kita akan tingkatkan dan kembangkan ini bersama-sama nanti,” ujarnya.
BISNIS.COM