TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said menyambut positif mundurnya James Moffett atau biasa disapa Jim Bob sebagai pimpinan dan keluar dari jajaran dewan perusahaan Freeport McMoran. Sudirman menuturkan mundurnya Moffet merupakan keputusan internal korporasi tersebut.
"Pemerintah tidak bisa ikut campur, tapi saya selalu menyambut baik menyambut positif setiap perubahan," kata dia di kantor Presiden, Selasa, 29 Desember 2015.
Baca Juga:
Dengan perubahan kepemimpinan, Sudirman mengatakan akan ada susana baru bagi perusahaan pengelola tambang emas di Papua itu. "Pemimpin baru dari Freeport tentu akan membawa cara kerja baru yang tentu bisa kita antisipasi. Saya kira itu adalah urusan internal mereka," kata dia.
Sudirman mengaku tak tahu apakah perubahan kepemimpinan di perusahaan tambang asal Amerika Serikat itu nantinya akan berpengaruh investasinya di Indonesia. "Enggak tahu, orangnya belum dateng," kata dia.
Nama Moffett seringkali memicu kontroversi di Indonesia. Sudirman pernah dituding memberikan janji kepada Moffett bahwa pemerintah setuju memperpanjang kontrak sebelum 2019, waktu yang ditentukan sesuai undang-undang. Namun Sudirman membantah tudingan itu.
Setelah itu, muncul kabar soal adik ipar Wakil Presiden Jusuf Kalla, yang bertemu dengannya. Kalla sendiri membenarkan pertemuan itu, namun ditegaskannya bahwa pertemuan tidak terkait pemerintah.
Pendiri perusahaan Freeport McMoran, James Moffett, mundur sebagai pimpinan dan keluar dari jajaran dewan perusahaan setelah perusahaan menambahkan dua direktur baru di bawah tekanan dari investor, Carl Icahn. Moffett dan jajaran dewan perusahaan telah mencapai kesepakatan atas keputusan tersebut.
"Setelah melalui pertimbangan, dewan memutuskan pergantian kursi kepemimpinan akan menjadi hal baik bagi perusahaan dan pemangku kebijakan," kata juru bicara perusahaan lewat surat elektronik. Senin kemarin saham Freeport sendiri jatuh lebih dari 9 persen ke US$ 6,86.
Dilansir dari Reuters.com, Moffett yang pensiun sebagai ketua tetap akan menjadi konsultan perusahaan dalam beroperasi di Indonesia. Sebab, Moffett memainkan peran penting dalam eksplorasi salah satu tambang emas dan tembaga terbesar di dunia, Grasberg.
"Sejak Moffett menjadi ketua. Laju saham menurun drastis dari US$ 60 ke US$ 7, dan saat saham mencapai US$ 60, mereka memutuskan untuk melebarkan bisnisnya dari logam dan tambang menuju minyak. Hal itu merupakan keputusan yang buruk," kata Ivan Feinseth, analis dari Tigress Financial Partners.
ALI HIDAYAT