Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

UGM Khawatir MEA Akan Tambah Jumlah Pengangguran Indonesia  

Editor

Zed abidien

image-gnews
TEMPO/Arif Wibowo
TEMPO/Arif Wibowo
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta memperkirakan terjadi penambahan jumlah pengangguran ketika Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) diterapkan pada akhir Desember 2015. Masyarakat Ekonomi ASEAN membuat suatu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi semakin ketat.

Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, Tri Widodo, mengatakan MEA tidak hanya membuka arus perdagangan barang atau jasa, tapi juga pasar tenaga kerja profesional, di antaranya dokter, perawat, pengacara, akuntan, dan arsitek. Persaingan tenaga kerja akan semakin meningkat. Di Yogyakarta, sektor yang paling terkena imbasnya adalah turisme.

Tri mencontohkan, bisnis hotel maupun restoran akan sangat gampang dimiliki pemodal dari luar Indonesia, misalnya pemodal dari Thailand atau Singapura. Pemodal-pemodal asing itu menentukan kebijakan penyerapan tenaga kerja. Tenaga kerja asal luar Indonesia pada sektor jasa akan mengalir bebas. Tenaga kerja Indonesia yang kurang dari segi pendidikan dan pelatihan rawan tergeser. “Dampaknya menambah pengangguran,” kata Tri di UGM, Selasa, 29 Desember 2015.

Menurut dia, imbas MEA akan merembet ke sektor informal, misalnya sektor UMKM. Sektor ini tak bisa dilepaskan dari turisme. Produk UMKM akan bersaing ketat dengan produk dari negara di kawasan ASEAN lainnya. Ia menyebut Indonesia terlalu terlambat untuk mempersiapkan MEA.

Dia membandingkan dengan Thailand yang jauh lebih siap ketimbang Indonesia. Thailand jauh hari telah menyiapkan infrastruktur menyambut modal yang masuk. Banyak industri pabrik berdiri di sana. Satu di antara infrastruktur yang mereka siapkan adalah daya dukung energi, contohnya listrik.

Tri mengkritik pemerintah Indonesia ceroboh melakukan negosiasi tarif biaya masuk barang dan jasa. Indonesia tergolong punya tarif yang rendah dibanding negara di kawasan ASEAN lainnya. Masyarakat Ekonomi ASEAN ini, kata Tri, menyimpang dari tahapan teori ekonomi integrasi oleh ekonom Hungaria, Bela Alexander Balassa. Pasar tunggal di ASEAN masih menerapkan tarif biaya masuk barang dan jasa yang berbeda-beda. Tahapan yang dilalui MEA sesuai dengan teori integrasi melompat. “Prakteknya menyimpang dari teori yang ada,” tuturnya.

Selain pengangguran, Tri menyebut imbas dari MEA adalah penyelundupan barang yang akan bertambah banyak. Misalnya barang-barang elektronik dan tekstil.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketua Umum Komunitas UMKM DIY, Prasetyo Atmosutidjo, mengatakan sebagian perajin khawatir dengan masuknya barang dari luar Indonesia ketika MEA diterapkan. Barang-barang produk Thailand, Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Singapura dengan harga yang murah akan mudah masuk Indonesia. “Pasar domestik bila tidak dilindungi akan habis,” kata Prasetyo.

MEA dicetuskan dalam Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-9 pada 2003 di Bali. Ketika itu, para pemimpin ASEAN menyepakati Bali Concord II yang memuat tiga pilar untuk mencapai visi ASEAN 2020, yaitu ekonomi, sosial-budaya, dan politik-keamanan.

Soal ekonomi, upaya pencapaian visi ASEAN diwujudkan dalam bentuk MEA. Kerja sama ini merupakan komitmen untuk menjadikan ASEAN, antara lain, sebagai pasar tunggal dan basis produksi serta kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata.

Pada 2007, pemimpin ASEAN menyepakati percepatan waktu implementasi MEA dari 2020 menjadi 2015. Untuk mewujudkannya, dirumuskan cetak biru MEA yang dibagi dalam empat tahap, mulai 2008 hingga 31 Desember 2015.



SHINTA MAHARANI


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

2 hari lalu

Kampung Wisata Purbayan Kotagede Yogyakarta. Dok. Istimewa
Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.


Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

13 hari lalu

Alat Peraga Manual Pump di Kampung Kerajinan Taman Pintar Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.


Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

17 hari lalu

Karcis parkir yang diberi tempelan jasa titip helm di Kota Yogyakarta. (Dok: media sosial)
Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.


BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

37 hari lalu

Wisatawan mengunjungi objek wisata Pantai Parangkusumo di Bantul, DI Yogyakarta, Jumat 1 Januari 2021. Pascapenutupan kawasan wisata pantai selatan Yogyakarta pada malam pergantian tahun baru, pengunjung memadati kawasan tersebut untuk menghabiskan libur tahun baru meskipun kasus COVID-19 di Yogyakarta terus meningkat. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.


KKP dan UGM Sepakati Kerja Sama Bidang Kelautan

41 hari lalu

KKP dan UGM Sepakati Kerja Sama Bidang Kelautan

Kerja sama melibatkan sejumlah fakultas di UGM.


Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

43 hari lalu

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta secara simbolik melakukan penutupan TPA Piyungan pada awal Maret 2024. TPA Piyungan selama ini menampung sampah dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul. (Dok. Istimewa)
Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.


Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

45 hari lalu

Sejumlah karya industri kreatif dipamerkan di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) di Yogyakarta.  (Dok. Istimewa)
Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.


Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

50 hari lalu

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat


Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

52 hari lalu

Tradisi Selasa Wagen yang meliburkan para pedagang di kawasan Malioboro Yogyakarta untuk bersih bersih kawasan kembali digelar Selasa (27/2). (Dok. Istimewa)
Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

Selasa Wagen di kawasan Malioboro berlangsung setiap 35 hari sekali merujuk hari pasaran kalender Jawa.


Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

58 hari lalu

Salah satu peserta saat mengikuti pembelajaran pawiyatan aksara Jawa di Kota Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

Pawiyatan aksara Jawa ini digelar serentak di 30 kampung mulai 20 Februari hingga 5 Maret 2024 di Kota Yogyakarta.