TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik memprediksi akan terjadi kenaikan inflasi pada Desember ini. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo mengatakan setiap memasuki hari raya tren inflasi kerap meningkat dibanding bulan sebelumnya.
Ia menyebut inflasi bulan ini bisa menyentuh angka 0,5 persen. "Perayaan Natal dan harga bahan pokok menjadi pendorongnya," kata Sasmito saat dihubungi, Ahad, 27 Desember 2015.
Sejumlah komponen yang menjadi pendorong inflasi diantaranya harga ayam, telur, daging, dan biaya transportasi. Kendati diprediksi inflasi bulanan akan naik, menurut Sasmito inflasi tahunan akan tetap terjaga di level empat persen. Ia menyatakan dampak kenaikan harga bahan bakar minyak pada November 2014 sudah tidak menjadi faktor pendorong inflasi tahunan.
November lalu BPS melaporkan inflasi sebesar 0,21 persen. Angka itu merupakan yang terendah sepanjang tahun 2015. Sementara untuk inflasi tahun kalender tercatat sebesar 2,37 persen. Sedangkan untuk inflasi komponen inti tahunan mencapai 4,77 persen dengan inflasi tahun ke tahun (year on year) dicatat 4,89 persen. "Akhir tahun nanti kami prediksi inflasi tahunan di kisaran tiga persen," ucap Sasmito.
Selain harga bahan pokok seperti ayam dan telur yang mendorong terjadinya inflasi, harga dua produk hortikultura seperti cabai merah dan bawang merah mulai merangkak naik. Dalam sebulan terakhir kenaikan harga keduanya mencapai 50 persen.
Data harga bahan pokok dari Kementerian Perdagangan menunjukkan harga cabai merah tercatat naik 51,41 persen selama sebulan terakhir. Pada 25 November 2015, harga cabai masih Rp 24.700 per kilogram. Namun per 25 Desember kemarin naik menjadi Rp 37.400 per kilogram.
Tak berbeda dengan harga bawang merah yang naik 49,3 persen dari Rp 21.700 per kilogram pada 25 November 2015 menjadi Rp 32.400 per kilogram, kemarin. Harga bawang merah terendah berada di Mataram, yaitu sebesar Rp 14 ribu per kilogram sedangkan tertinggi di Gorontalo mencapai Rp 70 ribu per kilogram.
ADITYA BUDIMAN | PINGIT ARIA