TEMPO.CO, Jakarta - Mundurnya Djoko Sasono, dari jabatannya sebagai Direktur Jenderal Perhubungan Darat, mendapat tanggapan postif dari Yayasan Lembaga Konusmen Indonesia (YLKI). YLKI menanggap pengunduran diri Djoko ini sebagai bentuk tanggung jawab dan merupakan sebuah contoh teladan.
"Ya, kalau sebagai contoh pejabat publik, ini teladan yang sangat bagus. Baru kali ini ada pejabat publik di Indonesia yang merasa gagal terus mundur," ujar Tulus Abadi, Ketua YKLI saat dihubungi Tempo, Sabtu, 26 desember 2015.
Tulus juga mengakui kalau Kementrian Perhubungan, dalam hal ini Dirjen Perhubungan Darat, telah salah mengantisipasi arus kendaraan pada musim liburan ini. Mereka melarang truk masuk jalan tol pada waktu yang salah. Truk merupakan salah satu penyebab utama kemacetan kemarin.
Dirjen Perhubungan Darat, justru memprediksi kepadatan akan terjadi pada tanggal 30 Desember nanti. Padahal yang terjadi, justru tanggal 24-25 Desember kemarin menjadi arus puncak lalu lintas. "Liburan tanggal 24-25 Desember mempunyai jangka waktu libur yang lebih panjang dibanding tanggal 30. Kenapa malah memilih tanggal 30?" ia menjelaskan.
Tulus mengatakan, kesalahan tersebut tidak bisa dilimpahkan begitu saja ke Djoko. Ini, merupakan kesalahan bersama yang harus dipertanggung jawabkan bersama juga. PT Jasa Marga Tbk serta Mabes Polri seharusnya juga ikut bertanggung jawab dalam hal tersebut.
Djoko Sasono mengumumkan pengunduran dirinya Sabtu malam ini. Ia mengatakan hal tersebut sebagai bentuk tanggung jawab atas kegagalannya, hingga terjadi kemacetan panjang saat libur tanggal 24-25 lalu.
EGI ADYATAMA