TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Thomas Lembong mengatakan fenomena El Nino belum selesai hingga pertengahan tahun depan. Menurut dia, pemerintah harus waspada karena akan ada El Nino gelombang kedua. "Sejauh yang saya ketahui, padi sedang masuk musim tanam. Kita harus berjaga El Nino gelombang kedua untuk antisipasi gagal panen, menjaga stok dan psikologi pasar supaya tenang," katanya.
Sejauh ini, untuk sektor pangan, Thomas mengatakan sudah berjalan dengan baik. Namun belum memuaskan karena harga pangan masih tinggi. Thomas mengatakan pemerintah akan mengambil pendekatan multidimensi dengan upaya keras dari Kementerian Pertanian untuk meningkatkan produktivitas petani. Dengan efisiensi dan produktivitas yang makin baik, diharapkan harga yang lebih kompetitif dapat tercipta.
Selama ini, kenaikan harga dan kelangkaan stok membuat pemerintah harus membuka keran impor. Sebab, kepentingan konsumen atau kestabilan ekonomi tidak mungkin dikorbankan kalau memang tidak ada barang di pasar domestik. "Kami akan berkomunikasi dengan kementerian teknis, baik pertanian, perindustrian, maupun melalui rakor di Kementerian (Koordinator) Perekonomian untuk menjaga stabilitas pangan," kata Thomas.
Untuk menghadapi fenomena El Nino, Thomas mengaku belum ada kontrak impor beras dengan Thailand dan Vietnam untuk mengatasi keterbatasan stok beras. Menurut dia, masih terlalu dini untuk mengomentari importasi saat ini. "Kami masih tahap perencanaan dengan Bappenas dan Kementan (Kementerian Pertanian) untuk perencanaan 2016 untuk kuota impor sapi, gula, beras, dan sebagainya. Saya tidak mau mendahului Menko Perekonomian," kata Thomas.
LARISSA HUDA