TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada 2016 akan meluncurkan peta gempa baru. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Arie Setiadi Moerwanto mengatakan pemetaan ini dilakukan untuk memberikan informasi mengenai titik-titik gempa dan perkiraan kekuatannya.
"Katakanlah tadinya gempa horizontalnya 0,6 terhadap gravitasi, ternyata naik 0,7, kan ini nanti beda teknologi pembangunan biar tetap aman," kata Arie di Jakarta, Selasa, 22 Desember 2015.
Arie berharap peta yang mengacu pada data gempa selama 100 tahun ini dapat dijadikan sumber informasi oleh sektor lain untuk melakukan perencanaan pembangunan. Menurut dia, dalam pembuatannya, Kementerian Pekerjaan Umum bekerja sama dengan instansi lain, seperti BMKG dan LIPI.
Peta ini juga akan menyediakan data kemungkinan terulangnya gempa, perambatan gempa ke permukaan, kondisi geoteknik, dan besar gaya-gaya gempa yang dapat digunakan untuk perhitungan bangunan. "Dalam bendungan, misalnya, memerlukan data pengulangan gempa supaya dapat dibuat desain bangunan yang aman," ujarnya.
Saat ini pembuatan peta sudah memasuki tahap akhir dan kemungkinan akan dirilis pada April 2016. Peta tersebut akan diluncurkan melalui situs resmi Kementerian Pekerjaan Umum. Menurut Arie, proses peluncuran peta ini tidak bisa sembarangan. Sebab, dalam pembuatannya ada kesepakatan dan konsekuensi dalam menyajikan data gempa.
"Kalau terlalu tinggi perkiraannya nanti jadi mahal, kalau terlalu murah nanti jadi bahaya," katanya.
MAWARDAH NUR HANIFIYANI