TEMPO.CO, Jakarta - Analis Ekonomi dari PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan berada pada rentang support 4.450-4.478 dan resisten 4.515-4.538. Menurut Reza, menguatnya laju IHSG yang kembali ke zona hijau akibat kembali meningkatnya aksi beli.
Reza memperkirakan para pelaku pasar memanfaatkan pelemahan sebelumnya untuk kembali mengakumulasi saham-saham. Jika aksi beli ini berlanjut dan terimbas positif laju kenaikan bursa saham global, “IHSG pun dapat melaju positif kembali," ujar Reza dalam siaran tertulisnya, Selasa, 22 Desember 2015.
Pada perdagangan kemarin, IHSG sempat dibuka melemah, tapi secara perlahan indeks kembali mengalami kenaikan. Aksi beli yang terjadi tentunya berimbas pada pergerakan positif sektoral di mana indeks industri dasar memimpin kenaikan, diikuti oleh indeks infrastruktur, properti, dan lainnya.
Laju bursa saham Asia kembali mampu berbalik positif dengan dukungan saham-saham energi dan sumber daya meskipun harga minyak mentah dunia kembali mengalami pelemahan. Di bursa saham Cina, laju positif juga didukung oleh harapan positif pelaku pasar setelah bursa saham Ciberencana merilis beberapa produk baru (trading instruments) di tahun depan. Namun laju Nikkei berbalik melemah setelah merespons kenaikan yen terhadap dolar AS.
Laju bursa saham AS mampu berbalik menguat meskipun pelaku pasar masih merespons negatif pelemahan harga minyak mentah yang menyentuh level terendahnya. Melemahnya laju nilai tukar dolar AS juga turut direspons positif yang diasumsikan dapat membantu ekonomi AS untuk lebih kompetitif sehingga dapat membantu pemulihan di negara tersebut.
Penguatan juga ditopang saham-saham tekno dengan persepsi jelang libur Natal dan Tahun Baru akan membantu penjualan gadget dan saham-saham kesehatan setelah banyak penduduk AS yang mendaftarkan asuransi kesehatan bersubsidi.
Berbalik menguatnya rupiah memberikan peluang untuk dapat bertahan dalam tren positifnya. Laju rupiah pun diperkirakan akan kembali memanfaatkan pelemahan laju dolar AS untuk dapat bertahan naik. Meski demikian, tetap cermati berbagai sentimen yang dapat mempengaruhi laju rupiah. Laju kurs rupiah diprediksi di atas target resisten Rp 14.020 per dolar AS, sedangkan kurs tengah Bank Indonesia ada di level Rp 13.885-13.868 per dolar AS.
Selain itu, transaksi asing masih melakukan aksi jual tapi diimbangi oleh terapresiasinya rupiah. Asing kembali keluar (dari net sell Rp 309,64 miliar menjadi net sell Rp 501,97 miliar). Selain itu, adanya spekulasi penurunan BBM memberikan sentimen positif pada laju IHSG.
DESTRIANITA K.