TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli mengatakan terjadi peningkatan jumlah wisatawan dengan pemberlakuan bebas visa. "Dari 47 negara yang diberi aturan bebas visa tiga bulan lalu, terjadi peningkatan sebesar 19 persen," katanya di Jakarta, Senin, 21 Desember 2015.
Peningkatan ini terjadi sejak dikeluarkannya aturan bebas visa pada September lalu. Meski baru diberlakukan pada Oktober, peningkatan ekonomi pariwisata cukup signifikan. Menurut Rizal, sebelum diberi aturan bebas visa, peningkatan jumlah wisatawan hanya 6-8 persen.
Pembebasan visa ini dilakukan untuk mengejar Rencana Jangka Panjang Menengah. Rizal menargetkan, dalam 5 tahun, devisa negara akan meningkat menjadi US$ 20 miliar atau melonjak ketimbang devisa negara dari sektor pariwisata saat ini yang mencapai US$ 10 miliar. Namun, saat ditanya soal target peningkatan untuk tahun depan, Rizal masih enggan menyebutkan angkanya.
Rizal juga mengatakan sektor pariwisata merupakan sektor yang paling mudah dikembangkan. Hal ini terjadi karena biayanya yang cukup murah. "Ini sektor yang paling murah," ujarnya.
Selain keuntungan dari sisi ekonomi, bebas visa ke Indonesia ditargetkan dapat meningkatkan jumlah penyerapan tenaga kerja. Nantinya, menurut Rizal, pembebasan visa dapat menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 7 juta orang. Saat ini tenaga kerja langsung yang berhasil diserap sekitar 3 juta orang.
Pada September lalu, Kementerian Koordinator Kemaritiman memang sudah memberikan aturan bebas visa kepada 47 negara. Apabila ditotal dengan sebelumnya, sudah ada 174 negara yang mendapat aturan bebas visa. Adapun pertimbangan pemberian aturan bebas visa di antaranya untuk negara-negara yang bebas dari narkoba dan negara dengan ideologi ekstrem.
MAWARDAH NUR HANIFIYANI