TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia Samsul Hidayat mengatakan perusahaan-perusahaan di daerah Bangka Belitung berpotensi masuk Bursa Efek. Provinsi ke-31 di Indonesia itu memiliki banyak potensi daerah untuk dikembangkan di pasar modal.
"Ada potensi pertanian, perikanan, pertambangan, kan cukup besar di daerah Bangka Belitung. Nah kami akan ke sana untuk mengedukasi perusahaan-perusahaan dan masyarakat di sana. Setiap perusahaan pasti ada potensi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia," katanya di kantor Bursa Efek Indonesia, Senin, 21 Desember 2015.
Menurut Wakil Gubernur Bangka Belitung Hidayat Arsani, pengenalan pasar modal di daerah Bangka Belitung dapat mengedukasi masyarakat yang ada di sana. Selama ini, Bursa hanya dikenal di wilayah Jakarta. Karena itu, jika Bursa ikut mengedukasi masyarakat di daerah, hal itu dapat membantu masyarakat dalam mengembangkan perekonomian mereka agar lebih maju.
"Sebagian uang masyarakat kan hanya disimpan di bank atau di rumah karena mereka belum mengenal 100 persen masalah ini. Dengan adanya bursa, ini bisa mengangkat derajat perekonomian di Provinsi Babel, yang mana pelaku ekonomi di sana banyak sekali," ujarnya.
Selain itu, menurut Hidayat, di Bangka banyak sekali perusahaan, terutama dari sektor perkebunan, seperti lada, yang bisa dikembangkan di pasar modal.
Hidayat melihat hal itu perlu untuk menjaga kestabilan harga agar tidak tergerus adanya lada impor dari Thailand. "Makanya kami di sini meminta lada kami ini diangkat di Bursa supaya stabil terus. Banyak sekali di sana perusahaannya dan besar sekali nilainya, bisa triliunan rupiah. Sekarang lada Thailand yang dikenal. Lada kami anjlok, makanya saya ingin Pulau Bangka dapat digaraplah," ujarnya.
Untuk merealisasi hal ini, Bursa Efek berencana mengedukasi tentang pasar modal dan mendata perusahaan daerah di Bangka yang berpotensi melakukan pencatatan perdana saham di Bursa Efek.
"Kami baru saja berbicara bagaimana kalau BEI ke sana dan mulai melakukan pendataan. Investor seharusnya banyak, potensinya ada. Saya kira, ya, kalau digarap atau diedukasi dengan baik, akan banyak investor dari sana yang tertarik," tutur Samsul.
DESTRIANITA K