INFO BISNIS - Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN atau MEA sudah di depan mata. Berbagai cara sudah dipersiapkan untuk menghadapinya. Telkom misalnya, melalui melalui Divisi Business Service (DBS)nya fokus pada segmen pasar Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Antara lain dalam melayani dan mengedukasi para pelaku UKM untuk memanfaatkan Information & Communication Technology (ICT) dalam bisnisnya.
Peran ICT ini sangat penting, seperti juga disebutkan Presiden Joko Widodo dalam prasasti digital yang ditulis beberapa waktu lalu, "Revolusi Digital Merevolusi Ekonomi Indonesia".
Baca Juga:
Telkom sendiri sudah lama bergerak melayani segmen pasar UKM secara serius. Sejak 2010, ketika Divisi Business Service dibentuk, sudah banyak program yang telah dilakukan. Dari penyediaan produk dan solusi buat UKM, peluncuran Indonesia Digital Entrepreneur (Indipreneur), gerakan SME Indonesia Bisa, revitalisasi web directory.
Sampai saat ini, Telkom sudah berhasil mengajak sejuta UKM Goes Digital, dan 550 ribu diantaranya aktif di portal smartbisnis.co.id. Bahkan Telkom juga telah meluncurkan 41 Kampung UKM Digital dari target 60 lokasi hingga akhir tahun ini. Begitu disebutkan Direktur Enterprise & Business Service Telkom Muhammad Awaluddin dalam acara Bincang Bisnis #UKMIndonesiaGoesDigital : Shifting from Offline to Online di Jakarta, 18 Desember 2015.
Disisi lain, Telkom telah berhasil menyediakan jaringan fiber-optic untuk 330 Sentra Bisnis, penyediaan infrastructure fiber optic di 55 Komunitas Nelayan Digital. Khusus bagi pelaku UKM yang bergerak di bisnis digital (start-up), Telkom juga menyediakan fasilitas pembinaan dan pengembangan berupa Digital Valley di Jakarta, Bandung, Jogja dan Bali.
Baca Juga:
Lebih lanjut, Awaluddin menjelaskan bahwa UKM Goes Digital di sini adalah memanfaatkan solusi ICT untuk proses bisnis dan bukan hanya dalam bentuk konektifitas tetapi aplikasi yang mendukung bisnis UKM.
Disebutkan juga bahwa dalam mendekati pasar UKM, Telkom menggunakan tiga pendekatan strategi. Pertama, berbasis produk dengan menawarkan solusi yang dibutuhkan UKM. Contohnya menawarkan WiFi untuk UKM. Kedua, pendekatan berbasis solusi. Hal ini baru saja dilakukan dengan menawarkan StarBox yang baru saja diluncurkan.
Strategi ketiga adalah pendekatan berbasis komunitas. “Kita ada Kampung UKM Digital dan Kampung Nelayan Digital. Rasanya baru ini yang ada komunitas dengan konsep Pentahelix melibatkan akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah, dan media,” ungkap Awaluddin. Semua konsepnya ini tertuang dalam bentuk buku “Digital EntrepreneurShift” yang diterbitkan Gramedia pada akhir November lalu.
Harapannya, dalam 5 tahun ke depan, para pelaku UKM benar-benar telah semakin maju, modern dan mandiri didukung dengan pemanfaatan ICT. Bukan hanya menggunakan konektifitas, tetapi pemanfaatan aplikasi-aplikasi bisnis secara digital serta memanfaatkan ICT dalam melakukan e-commerce. “Minimal 10 persen pelaku UKM Indonesia benar-benar telah memanfaatkan ICT dalam bisnisnya,” ujarnya