TEMPO.CO, Sumedang - Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Hediyanto W. Husaini mengatakan, dalam pembuatan jalan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu), akan dibuat terowongan sepanjang 472 meter di bawah bukit. "Ini terowongan jalan tol pertama di Indonesia," katanya di Sumedang, Jumat, 18 Desember 2015.
Dalam pembuatan tunnel atau terowongan jalan tol Cisumdawu, kata Hediyanto, pihaknya akan mengeruk bukit Cilengser. Pembuatan tunnel ini diyakini lebih ramah lingkungan dibanding membelah bukit.
"Dari segi biaya, memang sedikit lebih mahal daripada membelah bukit, tapi risikonya jauh lebih rendah karena tidak merusak lingkungan, seperti longsor," ujarnya.
Pembuatan terowongan ini akan menggandeng New Austria Tunneling Method (NATM) menggunakan teknologi dari Austria. "Nantinya akan ada tiga tenaga ahli, dua orang dari asing, dari Cina dan Austria, dan satu orang ahli dari Indonesia," ujarnya.
Hediyanto menjelaskan, terowongan akan dibuat dengan diameter 12,5 meter. Rencananya, akan dibuat dua lubang terowongan, sehingga totalnya 25 meter. Jalan utama hanya menggunakan 9 meter, sedangkan sisanya pada setiap terowongan juga akan dibuat bahu jalan dan terowongan evakuasi jika terjadi kecelakaan.
Setiap terowongan akan dibuat dua jalur searah. "Tidak boleh membuat satu tunnel dengan dua lajur berbeda, nanti berbahaya bisa saling tabrak karena di dalam kan gelap," katanya.
Pembuatan terowongan ini akan menggunakan teknologi manual, yaitu cross center diagram. Alat ini akan memotong dengan dibagi empat, kemudian dipasang baja. Alat tersebut akan bekerja 60 sentimeter per hari.
Dengan begitu, target pembuatan tunnel akan selesai setelah 28 bulan pengerjaan dan dimulai pada Januari 2016. "Memang agak lama karena harus dibagi empat tiap lubang dengan sistem cor di tempat. Optimistis 28 bulan, mungkin lebih cepat karena estimasinya sambil belajar," tuturnya.
LARISSA HUDA