TEMPO.CO, Jakarta - Analis ekonomi dari First Asia Capital, David Sutyanto, memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam perdagangan hari ini akan bergerak bervariasi dan cenderung menguat. Penguatan IHSG, kata David, akan diwarnai aksi ambil untung pelaku pasar menyusul kekhawatiran atas anjloknya harga minyak mentah dan sejumlah harga komoditas lainnya.
"IHSG diperkirakan bergerak di 4.520 hingga 4.610 cenderung terkoreksi," kata David Sutyanto melalui siaran tertulisnya pada Jumat, 18 Desember 2015.
Setelah The Fed menaikkan tingkat bunganya untuk pertama kali sejak 2006 sebesar 25 basic point dari 0,25 persen menjadi 0,5 persen, menurut pengamatan David, pasar saham kembali bergairah. Kemarin IHSG berhasil menguat hingga 72,511 poin atau sebesar 1,62 persen di level 4.555,964 seiring dengan penguatan yang terjadi di pasar saham global dan kawasan Asia.
Nilai transaksi di Pasar Reguler juga meningkat mencapai Rp 4,07 miliar dan pembelian bersih asing melonjak hingga Rp 1,13 triliun. Kata David, putusan kenaikan bunga Fed Funds Rate (FFR) tersebut sudah sesuai dengan perkiraan pasar dan sudah mencerminkan harga pasar saat ini sehingga pasar kembali melakukan pembelian. Penguatan IHSG kemarin ditopang oleh saham-saham perbankan, infrastruktur, dan konsumsi.
Sementara itu, tadi malam indeks saham di Wall Street terkoreksi, menyusul kekhawatiran anjloknya harga minyak mentah dan sejumlah data ekonomi yang kurang menggembirakan. Saham sektor energi dan material menjadi pendorong koreksi indeks di Wall Street. Indeks DJIA dan S&P masing-masing terkoreksi 1,43 persen dan 1,50 persen, tutup di level 1.7495,84 dan 2.041,89. Adapun harga minyak mentah tadi malam di AS berada pada angka US$ 34,73 per barel.
DESTRIANITA K.